ERA.id - Kantor Pusat Pemerintahan Kota (Puspemkot) Tangerang digeruduk oleh sejumlah aktivis yang tergabung dalam Jaringan Nurani Rakyat (JANUR). Kedatangannya untuk mempertanyakan penghargaan Kota Layak anak yang diberikan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) kepada Kota Tangerang. Diketahui, perhargaan itu didapat Pemkot Tangerang pada Sabtu, (31/07/2021) lalu dengan peringkat Nindya.
Koordinator aksi, Ade Yunus menilai penghargaan tersebut belum pantas diberikan oleh Kota Tangerang. Lantaran ada beberapa aspek yang dinilai belum terpenuhi. Seperti Peraturan Daerah (Perda) tentang Kota Layak Anak yang belum dimiliki Kota Tangerang.
"Pertama, Kota Tangerang belum memiliki Perda Kota Layak Anak, padahal nilai bobot nilai regulasi itu 40, ini kan malah terbalik, Perwal nya sudah ada, tapi Perdanya Baru dibahas, itupun Inisiatif dari DPRD bukan eksekutif," ujarnya, Jumat, (15/10/2021).
Oleh sebab itu, dia mendesak Kementerian PPPA untuk meninjau ulang atas penghargaan tersebut. Selain belum sempurnanya regulasi, Ade juga menyoroti Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Tangerang yang hingga saat ini belum jadi Unit Pelayanan Teknis (UPT)
"Cita-cita kita, Kota Tangerang Punya Rumah Aman, dan syaratnya P2TP2A harus jadi UPT, nah di Propinsi Banten Cuma Kota Tangerang yang P2TP2A nya belum jadi UPT," katanya.
Ade juga meminta Walikota Tangerang untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) yang dinilai lamban dan lalai.
"Enggak usah urusan lain, soal teknis database kekerasan pada anak saja, belum pernah di-update, masih pakai data Tahun 2016, ini kan sangat memalukan," tegasnya.
Aksi yang dilakukan Ade dan kawan-kawan terbilang unik. Ade memasang tenda Camping di depan Puspemkot Tangerang dengan membentangkan poster tuntunan. Dirinya juga melakukan siaran langsung di Instagram pribadinya.
"Ini merupakan bentuk penyampaian pendampat dimuka umum yang menyesuaikan suasana PPKM dengan menerapkan Protokol Kesehatan yang ketat," kata Ade.
Aksi ini berjalan kondusif. Kelompok aktivis tersebut pun mendapat respon dari DP3AP2KB Kota Tangerang. Sekretaris DP3AP2KB Kota Tangerang, Yusuf Alfian menemui mereka.
"Terima kasih atas masukan dari rekan-rekan Janur, dan tentu ini merupakan jadi bahan evaluasi untuk kami di DP3AP2KB," pungkasnya Yusuf.