Muncul Klaster PTM di Semarang, Ganjar: Sekolahnya Ditutup, Aktivitas Belajar Tatap Muka Jalan Terus

| 01 Nov 2021 19:45
Muncul Klaster PTM di Semarang, Ganjar: Sekolahnya Ditutup, Aktivitas Belajar Tatap Muka Jalan Terus
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. (Dok Pemprov Jateng)

ERA.id - Pemerintah menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) di sejumlah sekolah di Kota Semarang. Hal itu lantaran ditemukan kasus penularan Covid-19 di sekolah.

“Pokoknya SOP-nya ditutup kayak yang di Solo itu. Langsung tutup dua minggu, terus dievaluasi,” ujar Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai rapat koordinasi percepatan penanganan Covid-19 di Semarang, Senin (1/11/2021).

Ganjar menegaskan kejadian tersebut mengingatkan pentingnya untuk tetap menjaga protokol kesehatan. Setiap sekolah pun harus memiliki Satgas Covid-19 yang bertanggung jawab untuk memantau terus-menerus PTM dan mengevaluasinya.

“Itu yang saya katakan tadi harus disiplin. Ya mereka bisa ketularan meskipun data yang masuk ke kita mereka tanpa gejala. Maka SOP-nya satu, pokoknya ditutup dan setiap sekolah harus punya Satgas Covid-19 yang memantau terus menerus, dan kita evaluasi pasti,” lanjutnya.

Ganjar meminta siswa maupun guru yang dinyatakan positif Covid-19 untuk diberi perawatan. Selain itu, harus dilakukan tracing dan testing terhadap sekolah tersebut.

“Iya tutup, sekolah tutup dulu dan dirawat anaknya. Dan dilakukan tracing dan testing. Pokonya SOP-nya begitu,” paparnya.

Namun demikian, Ganjar memastikan PTM masih terus dilaksanakan di sekolah-sekolah yang aman dan tertib protokol kesehatan, serta tidak ditemukan kasus penularan.

“Jalan terus. Yang lain tetep jalan. SOP itu menjadi kebiasaan yang bisa dipakai sebagai pedoman pelaksanaan PTM. Kecuali masif di seluruh kota. Ditutup 14 hari, ada yang hanya lima hari. Yang penting diikuti tracing dan testing,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo, menuturkan bahwa siswa dan guru yang dinyatakan positif harus menjalani isolasi. Pihaknya masih melakukan analisis terkait penularan Covid-19 di sekolah.

“Yang positif harus isolasi. Dan, kita tetap lakukan analisis. Kalau sekolah yang salah, misalnya prokes tidak dilaksanakan, sarana prasarana tidak ada, ya ditutup. Tapi kita lihat dulu, penularannya di sekolah atau di luar sekolah. Tetap kita lakukan analisis," bebernya.

Menurutnya, PTM harus terus menaati prorokol kesehatan yang telah menjadi SOP. Hal itu untuk mencegah  penularan di sekolah.

“Prokes kuncinya. Prokes sekolah mulai dari rumah, perjalanan ke sekolah, selama di sekolah, kembali ke rumah. Sarana prasarana seperti cuci tangan, sarana untuk phisical distancing harus ditaati semuanya. Standar sudah ada assesment, tinggal ditaati saja,” tandasnya.

Sejumlah kasus Covid-19 ditemukan di sekolah-sekolah dari hasil tes acak. Kasus-kasus itu ditemukan di 3 SMA/SMK, 3 SMP, dan 13 SD/MI.

Rekomendasi