ERA.id - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi kesal dan mengusir seorang pelatih Biliar dari ruangan Aula Tengku Rizal Nurdin yang berada di komplek Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara Jalan Sudirman Medan.
Peristiwa tersebut terjadi saat Gubernur Edy menyerahkan tali asih kepada atlet PON XX Papua, pada Senin (27/12/2021).
Berawal saat Gubsu Edy memberikan motivasi kepada seluruh atlit saat menyampaikan kata sambutan di hadapan para atlet. Saat itu Edy menyampaikan agar para atlet memberikan yang terbaik saat Sumut menjadi tuan rumah PON XXI 2024 bersama Aceh.
Ternyata, saat seluruh ruangan bergemuruh dengan tepuk tangan atas apa yang disampaikan Edy, ia melihat satu orang tidak ikut bertepuk tangan.
Mantan Pangkostrad itu kemudian memanggil yang bersangkutan naik ke atas panggung. Sedari awal Gubsu Edy sudah marah dan langsung menanyakan mengapa tidak ikut bertepuk tangan.
"Kau orang mana, saya pengen tahu, sok-sokan kali,"
Kemudian Gubsu Edy kembali bertanya
"Kau orang mana, masih main? Atlet apa kau, Biliar? Pelatih? Pelatih saja tak mau tepuk tangan," ucapnya.
Edy kemudian terus mengomel dan mengritik sikap pelatih yang tidak menghargai. Ia terus marah dan mengatakan tidak pantas pelatih bersikap seperti itu
"Pelatih tak tepuk tangan, tak cocok jadi pelatih. Berdiri yang benar kau, sontoloyo kau," ungkapnya.
Belum selesai Gubsu Edy Rahmayadi mengomel, sang pelatih yang diketahui kemudian bernama Khairuddin Aritonang itu langsung turun dari panggung meninggalkan Edy.
"Udah pulang, tak usah di pake lagi. Kau langsung keluar tak usah disini, Sekarang kita modelnya gitu aja, yang tak suka, berdiri, keluar," ucap Edy melihat pelatih yang ditegurnya itu beranjak dari panggung.
Setelah peristiwa, Gubsu Edy menyampaikan alasannya mengusirnya lantaran tidak mencerminkan sebagai seorang pelatih.
"Olahraga itu, yang pertama Esprit de Corps, olahraga itu harga diri. Kalau ada orang olahraga tapi tak seperti olahragawan apalagi dia seorang pelatih. Pelatihnya aja seperti itu, apalagi yang dilatihnya," kata Edy.
"Diajak bicara, yang lain dengan semangatnya bertepuk tangan, tapi dia bersandar seolah-olah dia tidak lagi disitu (olahraga). Oleh sebab itu, lebih baik dia keluar dari tempat ini, kita butuh orang-orang yang siap menjadi prestasi," pungkasnya.