Selama Pandemi, 40 Persen Pelaku Pariwisata Jawa Tengah Terpaksa Alih Profesi

| 24 Mar 2022 21:08
Selama Pandemi, 40 Persen Pelaku Pariwisata Jawa Tengah Terpaksa Alih Profesi
Ilustrasi salah satu lokasi wisata di Solo (Antara)

ERA.id - Pandemi Covid-19 berdampak pada perekonomian di semua bidang. Termasuk bidang pariwisata yang sulit beroperasi karena pembatasan-pembatasan selama pandemi.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Asosiation of the Indonesian Tour and Travel Agency (ASITA) Jawa Tengah, Daryono, Kamis (24/3/2022). Dari 150 anggota yang dimiliki ASITA Jawa Tengah, sebanyak 40 persennya terdampak pandemi.

"Mereka ada yang alih profesi sementara ini. Makanya kami berupaya mengajak kembali teman-teman untuk mengembangkan lagi potensi wisata," kata Daryono dalam Musda ASITA Jawa Tengah di Solo Paragon Hotel.

Saat ini pemerintah memberikan banyak pelonggaran dalam sektor ekonomi. Makanya dengan pelonggaran ini ASITA ingin mengembangkan pariwisata wisata di Jawa Tengah ini.

"Paling utama jelas promosi. Travel agen ini menjadi garda terdepan untuk promosi destinasi wisata. Kita ini menyadari sebagai ujung tombak, kami tentunya menyadari apa yang harus dilakukan," ucapnya.

Salah satu area yang didorong untuk lebih dikembangkan yakni di wilayah Joglosemar (Jogja, Solo, Semarang). "Kita tidak lagi bicara saingan. Tapi kita bekerjasama dengan kabupaten kota tetangga," katanya.

Menurutnya, saat ini di Solo sangat potensial untuk pengembangan pariwisata.  Apalagi dalam waktu dekat, ada berbagai macam agenda penting di Solo.

"Dalam waktu dekat kita ada Asean Paragames, kemudian ada libur sekolah. Lalu ada G20, dan dilanjutkan dengan agenda MICE," katanya.

Sementara itu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka meminta agar ke depan target wisatawan bisa meningkat. Apalagi selama masa pandemi dua tahun terakhir, kondisi pariwisata mati suri.

"Makanya ini kesempatan untuk recovery. Ocupancy hotel selama dua bulan ke depan pasti naik, ada banyak kegiatan," ucapnya.

Tags : wisata solo
Rekomendasi