ERA.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merespons kritikan warga Jepara yang mengaku membangun jembatan dengan dana pribadi di Desa Kecapi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara.
"Bagus karena membantu masyarakat dan peduli dengan daerahnya. Yang penting ikhlas apa enggak," kata Ganjar.
Ganjar membantah tidak memberi perhatian kepada warga Jateng terkait dengan kondisi di Desa Kecapi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara.
Pasalnya, Ganjar telah mengecek seluruh layanan aduan, baik nomor hotline, WhatsApp, media sosial, bahkan layanan laporgub. Dari penelusuran yang dilakukan, aduan yang disebutkan dalam berita itu tidak ditemukan.
"Ditulis di media katanya sudah menghubungi saya. Itu orang di Jepara yang bangun jembatan katanya menghubungi saya tetapi di-trace kok nggak ada ya. Sudah 2-3 hari ini kami cari terus. Jangan-jangan saya yang salah. Tidak pernah DM saya, kalau WA atau DM saya, ya saya balas," kata Ganjar.
Dalam berita yang viral di media, crazy rich Jepara yang bernama Kholil itu mengaku telah membangun jembatan di Desa Kecapi dengan biaya sekitar Rp 3,7 miliar.
Lebih lanjut, Ganjar mengaku senang dan sangat mengapresiasi warga tersebut. Ia juga berharap crazy rich itu menunjukan keikhlasannya dalam membantu warga.
Ganjar kemudian menyinggung warga yang mengeluarkan uang pribadi untuk membangun jalan di Grobogan. Crazy rich Grobogan itu bahkan meminta Ganjar untuk meresmikan jalan yang dibangun.
Ganjar sendiri sempat mengira bahwa crazy rich Grobogan itu hendak maju di Pilkada mendatang tetapi dari pengakuan yang bersangkutan katanya tidak.
"Saya blak-blakan kalau soal itu. Mbok komunikasi, disampaikan, bahwa tidak peduli dan sebagainya dari sepuluh ribu pekerjaan, satu pekerjaan bisa viral, kadang-kadang yang lain juga hilang. Mudah-mudahan ikhlas," ungkap Ganjar.
Sementara dalam kunjungan kerja di Kabupaten Jepara, Ganjar Pranowo meninjau dan meresmikan jembatan Sinambung di Desa Mulyoharjo, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara.
Jembatan tersebut dibangun menggantikan jembatan bambu yang dulu dipakai masyarakat.
"Ini saya sama Pak Jupri, Petinggi (Kepala Desa) di sini. Dulu jembatannya dari bambu, sudah lama. Maka sebenarnya bantuan kita ke desa, kalau dari petinggi, dari kades atau masyarakat bisa bareng-bareng merencanakan dengan baik, pasti ada hasil yg baik, salah satu contohnya ini," kata Ganjar.
Ganjar menjelaskan Jembatan Sinambung itu dibangun menggunakan anggaran sebesar Rp 200 juta dan swadaya sebesar Rp 1 juta. Sumber dana berasal dari bantuan keuangan Provinsi Jawa Tengah tahun anggaran 2021.
"Kira-kira anggarannya Rp 200 juta, tapi ada swadaya masyarakat desa sekitar Rp 1 juta. Luar biasa lho itu. Jadi kalau bantuan pemprov yang selama ini diberikan pada masyarakat bisa seperti ini, wah itu manfaat. Yang penting masyarakat mendukung dan dia sadar pada apa yang kemudian menjadi kepentingan bersama," pungkas Ganjar.