ERA.id - Kasus pelecehan seks yang dilakukan seorang dosen berinisial HB yang diduga mengajar di Universitas Negeri Makassar (UNM), di jurusan Teknik Elektro, bikin heboh. Nama HB mencuat, karena terduga korban sekaligus mahasiswinya, berbicara lantang di media sosial.
Menanggapi itu, Wakil Rektor III UNM Sukardi Weda enggan berbicara jauh, sebab secara birokratis, ia belum nenerima laporan dari korban dan pihak yang bertanggung jawab soal kasus itu. Padahal, dari informasi di media sosial, informasi sudah banyak terkumpul dan kampus paling tidak bisa 'menjemput bola' dengan mengorek informasi lebih detail.
"Sebaiknya memang bila terjadi pelecehan dan kekerasan seksual, korban perlu melaporkan kejadian tersebut sehingga langsung ditangani dan tidak terjadi korban-korban berikutnya," kata Sukardi Weda, Selasa (31/5/2022).
Sukardi juga menegaskan, pihak kampus UNM berpihak kepada korban. "Kami akan memberikan pendampingan psikologi seperti trauma healing kepada korban pelecehan dan kekerasan seksual, sehingga korban dapat kembali beraktivitas normal," jelasnya.
Sukardi juga mengaku berani menghukum pelaku jika benar ia melecehkan mahasiswi. "Kami (pihak kampus) akan memberikan sanksi berat kepada pelaku yang telah mencoreng nama kampus," tegasnya.
Diketahui, kasus ini mulai terangkat di sosial media yakni Twitter. Pemilik akun @berjisung atau teman dari salah satu korban menceritakan secara detail kasus yang menimpa temannya. Postingan tersebut viral. Dalam pengakuannya, para korban oleh pelaku hampir di seluruh tubuh.
Terduga pelaku bersuara
Saat kasus ini menyeruak, sosok terduga HB mengklarifikasi. Dalam sebuah pesan langsung di Instagram ia menulis kepada seseorang, kalau ia telah dihubungi banyak mahasiswa.
"Mohon maaf semua Bapak/Ibu, betul bahwa semua tuduhan itu mengarah ke saya, saya juga sudah baca screenshot story ignya. Bahkan beberapa mahasiswa sudah chat dan telpon ke saya. Saya dituduh melakukan pelecehan dengan mencium dan meraba. Saya bahkan meminta jika memang harus, laporkan saja ke polisi, supaya terang."
"Mungkin saja ada perilaku yang tidak saya sengaja dan spontanitas yang mengarah ke perilaku tidak pantas. Itu saya akui sebagai kelemahan dan kekurangan saya. Tapi jika dituduh melakukan perbuatan pelecehan sebagimana yang dimaksud di berita itu, saya bantah. Saya masih ingat sebagian besar mahasiswa bimbingan saya dan seingat saya semuanya berlangsung normal saja," bebernya.