ERA.id - Ribuan santri dan pengikut Thariqot Qadiriyah wa Naqsabandiyah menyambut kedatangan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Mereka yang akan mengikuti acara pengajian Sewelasan dan Bai’at Thariqot di Pondok Pesantren An-Nawawi Purworejo langsung berebut untuk menyalami dan foto bersama Ganjar.
Ganjar yang mengenakan batik lengan panjang dan berpecis dengan ramah menyapa santri dan para pengikut Thariqot. Beberapa di antara mereka, juga diajak foto bersama.
“Saya dari Jambi pak, saya Bengkulu pak, saya dari Kalimantan pak,” ucap para santri sambil menyalami Ganjar.
Butuh waktu lama Ganjar berjalan dari kediaman pengasuh Ponpes An-Nawawi, KH Achmad Chalwani Nawawi, ke Masjid tempat acara Sewelasan digelar. Sesampainya di sana, Ganjar disambut hangat KH Nawawi dan para romo kiai, termasuk Rais Syuriah PCNU, KH Abdul Hadi.
“Kula panjenengan seneng (saya dan anda semua senang), Sewelasan hari ini luar biasa, karena sampun ketekanan (sudah dihadiri) Pak Gubernur, Ganjar Pranowo. Kula kemutan maratuwa (saya ingat mertua) Pak Ganjar itu sering ke sini, pernah nyare (tidur) di sini. Kula nggih pernah diundang ngisi pengajian haul Mbah Hisyam Kalijaran, mbahnya Bu Ganjar. Jadi kalau Pak Ganjar ke sini, ini nyambung,” kata Kiai Nawawi.
Bahkan, dalam kesempatan itu, Kiai Nawawi menghadiahi Ganjar satu lagu khusus. Lagu yang biasanya dinyanyikan untuk menggambarkan kecintaan dan kerinduan pada Nabi Muhammad SAW.
Lagu berjudul Ya Asyiqol Musthofa dibawakannya dan dipersembahkan khusus untuk Ganjar.
Kiai Nawawi juga menerangkan, pengajian Sewelasan rutin digelar di Ponpes An-Nawawi setiap bulan. Kegiatan itu sudah dilaksanakan sejak kakek KH Nawawi, sekitar 150 tahun yang lalu.
“Dan sampai sekarang terus lestari. Kegiatan Thariqot kami juga sudah luas ke berbagai daerah di Indonesia. Ada di Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan, dan lainnya,” ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengapresiasi pelestarian tradisi Sewelasan yang sudah berjalan ratusan tahun di Ponpes An-Nawawi. Menurutnya, tradisi tersebut bisa menjadi wadah masyarakat berkumpul dan belajar bersama.
“Ini luar biasa, Pak Kiai Chalwani Nawawi ini sudah generasi keempat yang meneruskan tradisi dari mbah buyut. Sudah di atas 150 tahun tradisi Sewelasan ini dilakukan dan yang luar biasa jemaahnya datang dari seluruh Indonesia,” katanya.
Tradisi ini menurut Ganjar sangat bagus dan harus terus dilestarikan. Tidak hanya mengaji, namun di forum itu Ganjar berharap tidak hanya ilmu agama, namun jemaah juga diberikan ilmu pengetahuan modern. Saya titip pesan ke Pak Kiai, selain ilmu agama, ilmu pengetahuan modern juga bisa di-share di sini.
Sehingga kita harapkan nanti bisa memberikan manfaat banyak. Jadi spiritualnya dapat, pengetahuan modern dapat, sekaligus juga hubungan sosial kemasyarakatan juga diberikan. Kalau itu bisa, maka masyarakat akan mendapatkan manfaat semuanya,” pungkasnya.