Ribuan Hewan Ternak di Sulsel Diserang PMK, Sudah Status Darurat?

| 29 Jul 2022 09:54
Ribuan Hewan Ternak di Sulsel Diserang PMK, Sudah Status Darurat?
Ilustrasi sapi (Antara)

ERA.id - Sekretaris Dinas Peternakan Provinsi Sulsel, Abdul Muaz membeberkan bahwa hewan ternak yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tembus di angka 1.587 kasus.

Kasus tersebut menyebar di 14 kabupaten dan kota di antaranya Makassar, Bone, Enrekang, Tana Toraja, Toraja Utara, Bantaeng, Jeneponto, Pinrang, Wajo, Soppeng, Maros, Sinjai, Bulukumba dan Luwu.

"Jadi memang ada penambahan, baik dari kabupatennya maupun jumlah kasusnya. Sudah 1.587 ekor ternak terinfeksi di 14 kabupaten. Kabupaten yang baru itu seperti Maros, Sinjai, Bulukumba, Luwu, itu semua yang bertambah," ungkapnya, Kamis (28/7/2022).

Abdul Muaz mengatakan salah satu cara efektif untuk memutus mata rantai penyebaran virus PMK pada hewan ternak, yakni dengan melakukan pemotongan bersyarat.

Apalagi, kata dia, pemerintah telah menyiapkan biaya pengganti bagi hewan ternak yang dipotong bersyarat. "Jadi saya kira masyarakat jika betul-betul ada ternaknya yang terkonfirmasi dan jumlahnya masih kecil, itu lebih bagus dilakukan pemotongan bersyarat," terangnya.

Ia melanjutkan, penggantian yang diberikan oleh pemerintah pusat untuk sapi sebesar Rp10 juta, kambing Rp1,5 juta dan babi Rp 2 juta. "Rp10 juta untuk sapi rata mau kecil ataupun besar, kemudian kambing Rp1,5 juta dan babi Rp2 juta," ujarnya.

Selain pemotongan bersyarat, Abdul Muaz mengatakan pemberian vaksinasi pada hewan ternak juga dinilai efektif dalam pencegahan penyebaran virus PMK.

Ia memaparkan, saat ini Sulsel telah mendistribusikan sebanyak 12 ribu dosis vaksin di kabupaten kota. Dari total yang diberikan oleh Kementerian Pertanian sebanyak 15 ribu dosis.

Abdul Muaz mengaku saat ini pemerintah pusat telah memproses pengadaan vaksin sebanyak 24,6 dosis untuk dibagikan ke seluruh daerah di Indonesia. Pemberian vaksin tersebut diutamakan bagi daerah yang berstatus zona hijau atau yang belum tertular.

"Belum ada, masih 15 ribu dosis, sudah didistribusikan 12 ribu jadi tinggal 3 ribu dosis, kami menunggu lagi penambahan yang 24,6 juta dosis itu. Kita nanti dpat juga bagian dari situ," ujarnya.

Terakhir, dirinya mengatakan telah mengusulkan penambahan vaksin sebanyak 2,5 juta dosis vaksin sesuai dengan hasil perhitungan kebutuhan.

Rekomendasi