ERA.id - Belakangan beredar isu yang menyebutkan ada gambar anak mengenakan pakaian adat China di uang baru pecahan Rp75.000. Seorang warganet yang meneliti satu per satu pakaian adat pun bertanya tentang salah satu model pakaiannya.
"Ini uang pecahan 75000 yang dikeluarkan BI hari ini. Itu yang tengah pakaian adat mana ya ada yang tahu?" tanya pengguna Twitter @Rianaaa_na09.
Postingan tersebut langsung mendapat tanggapan dari warganet.
Faktanya, gambar tersebut bukanlah pakaian adat China melainkan pakaian adat dari Suku Tidung, Kalimantan Utara. Dikutip dari berbagai sumber, Baju adat Tidung ini merupakan identitas suku Tidung yang diakui baju adat asli Tarakan. Pakaian adat ini telah menjadi karya budaya milik Suku Tidung Ulun Pagun melalui proses rekonstruksi berdasarkan data pakaian adat Tidung di masa lalu.
Proses rekonstruksi pakaian adat sebagai identitas etnis Suku Tidung Ulun Pagun menemukan momen yang tepat seiring dengan perubahan status Tarakan dari kota administratif menjadi kotamadya di mana pakaian tersebut kemudian 'diakui' sebagai pakaian daerah kota Tarakan.
Pakaian adat Suku Tidung terdiri Pelimbangan dan Kurung Bantut (pakaian sehari-hari), Selampoy (pakaian adat), Talulandom (pakaian resmi) dan Sina Beranti (pakaian pengantin).
Sementara, dalam peluncuran uang pecahan Rp75.000, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, uang pecahan khusus ini memiliki makna yang sangat dalam. Uang kertas ini melambang jati diri Indonesia sebagai bangsa yang besar.
"Tema besar dalam desain Uang Peringatan 75 Tahun Kemerdekaan RI adalah mensyukuri kemerdekaan, memperteguh kebinekaan dan menyongsong masa depan gemilang," kata Perry.
Perry menjelaskan, yang dimaksud dengan mensyukuri kemerdekaan digambarkan dengan peristiwa pengibaran bendera pada saat proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 oleh Proklamator Dr. (H.C.) Ir. Soekarno dan Dr. (H.C.) Drs. Mohammad Hatta, serta gunungan yang memiliki filosofi pembuka dan permulaan lembaran baru pada halaman depan uang kertas anyar ini.
Sedangkan yang dimaksud dengan memperteguh kebinekaan adalah digambarkan dengan anak Indonesia menggunakan pakaian adat yang mewakili daerah barat, tengah, dan timur NKRI serta beragam kain motif kain Nusantara yaitu tenun Gringsing Bali, batik kawung Jawa, dan songket Sumatera Selatan yang menggambarkan kebaikan, keanggunan, dan kesucian.
Sementara menyongsong masa depan gemilang digambarkan dengan Satelit Merah Putih sebagai jembatan komunikasi NKRI, peta Indonesia Emas pada bola dunia yang melambangkan peran strategis Indonesia dalam kancah global, serta anak Indonesia yang digambarkan sebagai SDM unggul di era Indonesia Maju.