ERA.id - Artis Wanda Hamidah buka suara soal Ayam Geprek Bensu yang kini berhasil jadi perbincangan publik hingga menduduki trending topic Twitter. Hal ini karena bisnis makanan tersebut mengklaim telah tampil di acara bergengsi Paris Fashion Week 2022.
Banyak netizen melihat momen Paris Fashion Week 2022 malah mempermalukan Indonesia. Kenyataannya, brand Indonesia yang kini terbang ke Paris melakukan gelaran Paris Fashion Show bekerja sama dengan Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs).
Melalui Instagram Stories-nya, Wanda Hamidah membagikan foto hasil busana karya desainer Yanti Adeni yang berkolaborasi dengan Geprek Bensu. Lalu, ia membuat polling untuk netizen.
"Jujur kamu apa kamu bangga baju ini ada di ajang internasional?" tulisnya.
Dipilihan ganda tersebut ada 'Yes' dan 'No'. Sebanyak 16 persen, netizen menjawab 'Yes'. Sementara, 84 persen menjawab 'No'. Lebih lanjut, Wanda Hamidah mengatakan bahwa uang tak bisa membeli sikap dari seseorang. Nampaknya, ia menyindir bisnis makanan tersebut.
"Money can't buy you attitude, nor taste," katanya.
Perempuan berusia 44 tahun ini membeberkan tips teknik marketing yang benar. Menurutnya, teknik marketing dari Ayam Geprek Bensu sudah menyalahi aturan.
"Teknik marketing boleh yang tidak boleh 1. Misleading, 2. Lying, 3. Scamming, 4. Claiming," lanjutnya.
Sebelumnya, Wanda Hamidah menegaskan dirinya tak iri karena tak tampil dalam acara tersebut. Ia mengklaim sudah berkunjung ke Paris semenjak usia 17 tahun dari hasil keringat sendiri. Menurutnya, ini menjadi ajang pembohongan publik, karena mengaku-ngaku tampil di acara Paris Fashion Week.
"Paham ya. Saya bukannya iri, lagian sudah pergi ke Paris dari usia 17 nabung pakai uang sendiri yang saya hasilkan dari dunia modeling. Dan 2019 kemarin terakhir ke Paris sama anak-anak. Pakai yang sendiri juga hasil kerja keras, tidak perlu dibayarin," katanya.
"Yang saya tentang dan saya lawan ini "pembodohan publik" nya. Praktik klaim mengklaim ini bahaya. Karena kenyataannya tidak seperti itu. Dan netizen terbuai aja karena ketidaktahuan mereka." tambahnya.