ERA.id - Serial "Teluh Darah" menawarkan teror lewat adegan mistis dan mencekam sambil mengajak penonton untuk menebak siapa dalang di balik teror yang dialami oleh keluarga Wulan dan Esa.
Serial yang pertama kali diluncurkan pada Februari lalu ini tengah memasuki episode terakhir. Konflik yang dihadirkan pun semakin terasa menegangkan.
Namun di balik itu semua, pembuatan "Teluh Darah" menyimpan beberapa fakta menarik selama proses syuting. Hal ini diungkapkan oleh sutradara Kimo Stamboel. Berikut rangkuman fakta menarik "Teluh Darah", sebagaimana dikutip dari keterangan pers yang diterima di Jakarta pada Kamis.
Syuting dengan belatung asli
Menurut Kimo, belatung asli digunakan saat syuting bersama para pemain untuk sejumlah adegan teror teluh. Meski begitu, ujar Kimo, para aktor justru berani dan santai untuk berakting dengan melihat langsung belatung asli.
Melibatkan spiritual consultant untuk hadirkan teror yang nyata
Sutradara bekerja sama dengan spiritual consultant untuk menghadirkan cerita teror teluh sehingga serial memang menyajikan kisah horor yang pernah terjadi.
"Spiritual consultant tersebut menceritakan pengalamannya terkait teluh, apa saja yang terjadi, dan bagaimana proses teluh menyerang orang lain. Semua itu kita tuangkan dalam penulisan skrip," kata Kimo.
Pemain lakukan latihan khusus fisik dan bahasa Osing
Para pemeran termasuk Mikha Tambayong, Deva Mahenra, dan Justin Adiwinata melakukan latihan khusus untuk membawakan adegan-adegan fisik.
Selain itu, kata Kimo, para pemain juga melakukan latihan khusus berdialog dengan bahasa Osing. Hal ini untuk menguatkan sisi otentik saat memerankan adegan yang berlatar di Banyuwangi tahun 1998.
Walaupun cerita horor, suasana syuting terasa menyenangkan
Cerita yang disajikan "Teluh Darah" terkesan menakutkan, berat, dan sangat serius. Namun, Kimo mengakui bahwa di sela-sela proses syuting justru menyenangkan, seru, dan banyak canda tawa.
Meski begitu, kesungguhan para kru dan pemain tetap dikedepankan. Saat syuting dimulai, mereka bisa langsung kembali serius dan fokus pada peran masing-masing.
Adegan terfavorit dan tersulit menurut Kimo
Serial yang terdiri dari 10 episode ini juga meninggalkan kesan bagi Kimo, terutama untuk adegan terfavorit dan tersulit. Menurut dia, adegan favoritnya yaitu saat keluarga Wulan makan malam bersama karena bisa menampilkan kehangatan keluarga dengan indah dan natural. Sementara adegan tersulit yaitu saat mengambil adegan di jembatan kecil.
"Kita harus syuting pada tengah malam sebelum matahari terbit, dengan berbagai properti dan equipment berat yang kita bawa untuk keperluan syuting, dan jembatannya juga sangat kecil jadi selama syuting bawaannya khawatir terus," cerita dia.
"Tapi untungnya tetap lancar semuanya," pungkas Kimo.