Rekomendasi Film Indonesia yang Pernah Raih Penghargaan di Film Terbaik FFI

| 10 Dec 2020 07:15
Rekomendasi Film Indonesia yang Pernah Raih Penghargaan di Film Terbaik FFI
Perempuan Tanah Jahanam (Instagram)

ERA.id - Festival Film Indonesia (FFI) telah melahirkan sejumlah film terbaik yang berhasil meraih penghargaan Film Terbaik setiap tahunnya. 

Beragam genre dari film-film yang dilombakan pun masuk ke dalam tahap seleksi dan penjurian. Tak sedikit film dengan tema yang berbeda dan berani berhasil menjadi pemenang. 

Berikut ini rekomendasi film Indonesia yang pernah menjuarai Festival Film Indonesia (FFI)

1. Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak

Film yang dibintangi oleh Marsha Timothy, Dea Panendra, Yoga Pratama, hingga Egi Fedly ini berhasil meraih Piala Citra untuk kategori Film Terbaik di tahun 2018. 

Berkisah tentang Marlina (Marsha Timothy), seorang janda yang tinggal di Sumba. Suatu hari rumahnya yang tenang dirampok yang mengancam nyawa Marlina hingga kehormatannya di depan suaminya. 

(Dok. Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak)

Tak terima dengan perlakuan itu, Marlina pun memenggal kepala bos perampok itu, Markus (Egi Fedly). Ia pun melakukan perjalanan untuk menebus dosa sekaligus mencari keadilan. 

2. Athirah

Kolaborasi antara Riri Riza dan Mira Lesmana memang tak pernah gagal di tiap film dan karya-karyanya. Salah satu film terbaiknya, Athirah berhasil menjadi Film Terbaik FFI tahun 2016. 

Berkisah tentang perempuan bugis bernama Athirah (Cut Mini) yang baru saja menikah dengan seorang pria bernama Puang Haji Kalla (Arman Dewarti). Kehidupan mereka mulanya berjalan mulus hingga kian bahagia dengan kelahiran anak-anaknya, termasuk Jusuf Kalla (Christoffer Nelwan). 

Tetapi kekayaan dan hidup nyaman membuat Puang buta dan tergoda dengan wanita lain. Athirah yang tak berdaya dan mementingkan anak-anaknya hanya bisa pasrah dan rela menerima kenyataan pahit itu. 

Film biopik ini memang mengangkat kisah rumah tangga ibunda Mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla. Tetapi fokus ceritanya hanya tentang sang Ibunda, Athirah. 

3. Sang Penari

Berkisah tentang penari ronggeng bernama Srintil (Prisia Nasution) yang terpaksa menjadi penari untuk menebus dosa kedua orang tuanya. Dengan bantuan Rasus (Oka Antara), pasukan tentara, Srintil bisa menggantikan posisi Surti (Happy Salma), yang sebelumnya menjadi penari ronggeng andalan di desa Dukuh Paruk. 

Sayangnya saat tiba waktu Srintil menjadi penari ronggeng, Rasus tak rela karena wanita yang dicintainya itu harus menjual keperawanannya demi ritual terakhir sebelum menjadi penari ronggeng. 

(Dok. film Sang Penari)

Rasus yang tak terima pun pergi meninggalkan Srintil yang patah hati. Suatu hari Rasus ditugaskan untuk mengamankan sejumlah orang dari partai komunis di desa Dukuh Paruk. Ia langsung teringat dengan wanita tercintanya, Srintil. 

Mampukah Rasus menemukan Srintil?

4. Fiksi.

Film yang disutradarai oleh Mouly Surya ini juga masuk kategori Film Terbaik dari FFI di tahun 2008. Bersama dengan Joko Anwar, Mouly merangkai naskah hingga berhasil meraih banyak penghargaan. 

Fiksi. berkisah tentang seorang gadis bernama  Alisha (Ladya Cheryl) yang mengalami gangguan psikologis karena melihat ibunya bunuh diri. Di masa remajanya ia harus menyimpan dendam ke Ayah kandungnya, yang diperankan oleh Soultan Saladin. 

Rupanya dendam itu ia simpan karena ayahnya menjadi penyebab Ibundanya bunuh diri. Alisha menjadi sangat pendiam dan tak banyak bicara dengan siapapun, termasuk para pelayan di rumahnya. 

Fiksi. (Instagram)

Suatu hari Bari (Donny Alamsyah) datang untuk membersihkan kolam. Alisha yang melihat Bari pun mulai tertarik dan mengikuti kehidupan Bari. Di sisi lain Bari punya seorang kekasih bernama Retna (Kinaryosih). 

Kehadiran Retna bahkan tak berpengaruh dengan Alisha. Hubungannya dengan Bari bahkan kian dekat hingga Alisha mau membantu Bari menyelesaikan rangkian tulisannya. 

5. Perempuan Tanah Jahanam

Film garapan Joko Anwar, Perempuan Tanah Jahanam berhasil memenangkan piala FFI tahun 2020 sebagai Film Terbaik. Joko mengambil latar cerita tentang misteri keluarga di masa lalu dengan Tara Basro sebagai pemeran utamanya. 

Maya (Tara Basro) dan Dini (Marissa Anita) hidup dengan keterbatasan di kota dengan berjualan di pasar. Mereka pun memutuskan untuk rehat dan pergi ke tempat leluhur Maya. 

Keinginan Maya ini didasari dengan informasi Maya yang bisa menerima harta warisan keluarganya. Ia pun bergegas pergi dengan Dini ke desa terpelosok dan sangat jauh dari keramaian. 

Sayangnya kehadiran Maya dan Dini memang sudah sangat dinantikan oleh warga setempat. Bahkan warga sekitar berencana untuk membunuh Maya karena masalah di masa lalu. 

Maya pun harus bisa menyelamatkan dirinya dari ancaman dan teror warga sekitar yang ingin menghabisi nyawanya. 

Itu lah lima rekomendasi film Indonesia terbaik yang meraih penghargaan Festival Film Indonesia (FFI). 

Rekomendasi