ERA.id - Kusta salah satu penyakit yang dianggap mengerikan karena menular dan menimbulkan masalah. Banyak juga yang beranggapan bahwa penyakit kusta tidak dapat disembuhkan.
Tak sedikit masyarakat Indonesia masih menaggap gangguan ini disebabkan karena kutukan atau 'guna-guna'. Sejauh ini masih sulit menghilangkan berbagai mitos-mitos bertebaran di masyarakat soal penyakit kusta.
Paulan Aji, Communication Officer NLR Indonesia (organisasi non-pemerintah untuk pemberantasan kusta) membeberkan seputar fakta dan mitos tentang kusta.
Ia membeberkan 6 mitos seputar kusta di kalangan masyarakat. Pertama, ia melihat banyak yang merasa kusta mudah menular. Padahal, dengan pengobatan yang benar penyakit kusta bisa disembuhkan.
"Publik menangkap stigma kusta ya, kusta mudah menular. Sehingga, kusta masih berobat tetap aja dibilang menular aja," ujarnya melalui acara virtual media gathering 'Suara Untuk Indonesia Bebas Kusta: Stigma dan Mental Wellbeing pada Kusta! pada Selasa (23/8/2022).
"Kusta tidak dapat disembuhkan, kenyataannya bisa disembuhkan asal ada obatnya dengan periode tertentu," lanjutnya.
Selain itu, mitos yang berkembang adalah kusta menyerang lansia. Faktanya, kusta menyerang semua kalangan usia. Yang paling sering adalah mitos bahwa kusta adalah kutukan hingga harus diisolasi. Hal ini justru membuat pengidap tambah depresi.
"Kusta hanya menyerang lansia, padahal sebenarnya kenyataannya bisa menyerang siapa aja dan semua kalangan umur. Juga stigmanya paling sering muncul akibat kutukan. Ini dianggap kutukan, melihat orang kusta kayak berdosa dan dikutuk," jelasnya.
"Kusta harus diisolasi lebih parah lagi, ada diskriminasi, penyikiran orang dari kehidupan sosial. Kalau terinfeksi dibuatkan rumah, kandang sendiri dibelakang sana," lanjutnya.
Mitos selanjutnya adalah kusta terkena oleh orang-orang dikalangan bawah. Padahal, kusta bisa menyerang siapa saja dan harus ditangani dengan perawatan serta pengobatan yang tepat.
"Seakan-akan tak berguna, kusta penyakit orang miskin. Enggak juga ya, siapapun bisa terkena kalau melakukan kontak erat cukup lama jika belum berobat. Padahal, kalau berobat dengan benar kusta tidak akan menular," terangnya.
"Kusta bukan kutukan. Ini sebagai stigma, ada bilang guna-guna, diperlakukan kasar. Ini persepsi ditangkap anak-anak sekarang diwujudkan dalam poster," lanjutnya.