Mitos-mitos Seputar Penyakit Jantung saat Berolahraga yang Masih Diyakini Masyarakat Luas

| 15 May 2024 19:30
Mitos-mitos Seputar Penyakit Jantung saat Berolahraga yang Masih Diyakini Masyarakat Luas
Ilustrasi mitos penyakit jantung (Unsplash)

ERA.id - Penyakit jantung kerap dianggap sebagai silent killer karena sejumlah gejalanya seringkali tidak disadari oleh penderita. Tak heran jika penyakit yang satu ini muncul banyak mitos yang masih dipercaya masyarakat luas.

Untuk itu, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Teuku Istia Muda Perdan Sp J.P FIHA menyampaikan berbagai mitos-mitos seputar serangan jantung, terutama saat berolahraga.

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengemukakan, mitos tentang menepuk punggung atau menusuk jari menggunakan jarum untuk menolong orang yang mengalami serangan jantung tidak tepat.

"Mitos ditepuk punggungnya, jari ditusuk agar keluar darah itu tidak tepat, karena bisa memperlama waktu untuk dibawa ke rumah sakit," kata dokter yang biasa disapa Dani itu.

Menurut dia, mitos tangan dan kaki yang sering berkeringat merupakan tanda penyakit jantung juga sepenuhnya salah.

Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro itu menjelaskan bahwa penyakit jantung tidak berhubungan dengan produksi keringat pada tangan dan kaki.

Mitos lainnya adalah mandi air dingin setelah berolahraga dapat menyebabkan serangan jantung, menurut Dani, pun tidak benar.

Kendati demikian, ia menjelaskan, orang yang punya penyakit jantung disarankan tidak langsung mandi air dingin setelah berolahraga agar tubuhnya tidak mengalami perubahan suhu drastis.

"Kalau yang diketahui ada penyakit jantung, penyumbatan atau penyempitan, tidak disarankan perubahan suhu mendadak, karena peristiwa alami secara normal habis olahraga pembuluh darah mengecil, pada pasien penyumbatan dapat memicu serangan, itu harus hati-hati," katanya.

Menurut Dani, berolahraga tanpa melakukan pemanasan dan pendinginan serta berolahraga dengan intensitas tinggi juga bisa menimbulkan risiko serangan jantung.

"Paling sering terlalu semangat berolahraga dengan intensitas tinggi tanpa istirahat cukup sebelumnya, lupa ukuran olahraga dari denyut nadi, tidak warm up, tidak cooling down pada olahraga yang sifatnya permainan seperti futsal atau badminton, itu ada risikonya," ia menjelaskan.

Dani mengatakan bahwa penderita penyakit jantung juga disarankan berolahraga untuk melatih otot jantung agar sirkulasi darah menjadi lebih lancar.

Menurut dia, olahraga yang aman bagi penderita penyakit jantung yakni olahraga yang berdampak rendah seperti bersepeda, joging, berenang, atau senam aerobik.

"Disarankan lengkap, kardio, angkat beban, olahraga nafas seperti yoga, kalau bisa dilakukan akan sangat bagus," katanya. (Ant)

Rekomendasi