Anjuran Medical Check Up Rutin, Tes Apa Saja yang Dilakukan?

| 22 Sep 2022 18:06
Anjuran Medical Check Up Rutin, Tes Apa Saja yang Dilakukan?
Ilustrasi medical check up (unsplash)

ERA.idMedical check up perlu dilakukan untuk mengetahui risiko penyakit yang tak diduga. Tubuh yang tampak sehat belum tentu sehat. Anjuran medical check up berlaku bagi usia remaja dan dewasa.

Dengan pemeriksaan secara rutin, seseorang bisa lebih berhati-hati terhadap hal-hal yang berpotensi mendatangkan penyakit. Menurut ahli dari Center for Disease Control and Prevention (CDC), Amerika Serikat, sebaiknya medical check up dilakukan satu kali dalam setahun.

Pemeriksaan ini bisa dilakukan saat seseorang memasuki usia 18 tahun. Sementara, orang yang telah berusia 40 tahun atau mengidap penyakit tertentu dianjurkan melakukan medical check up lebih dari sekali dalam setahun. Hal tersebut tergantung pada penyakitnya.

Pemeriksaan dalam Medical Check Up

Dikutip Era dari alodokter, ada beberapa tes yang dilakukan dalam proses medical check up. Tes tersebut disesuaikan dengan jenis kelamin, usia, dan kondisi kesehatan.

1. Riwayat kesehatan

Ilustrasi tanya jawab dengan dokter (unsplash)

Tes pertama yang akan dilakukan berupa tanya jawab. Dokter akan memberikan pertanyaan mengenai keluhan kesehatan pasien dan riwayat keseatan pasien serta keluarganya. Beberapa pertanyaan mengenai gaya hidup pasien juga akan ditanyakan oleh dokter.

2. Pemeriksaan tanda vital

Ada beberapa tanda vital pasien yang akan diperiksa. Pemeriksaan ini biasa dilakukan saat pasien periksa ke dokter, misalnya karena sakit.

1.    Frekuensi denyut jantung

2.    Frekuensi pernapasan

3.    Suhu tubuh

4.    Tekanan darah

3. Pemeriksaan fisik

Setelah itu, pemeriksaan fisik akan dilakukan. Pasien bisa diminta untuk duduk, berbaring, atau berdiri. Hal tersebut tergantung bagian tubuh yang akan diperiksa.

Selain itu, pemeriksaan fisik dilakukan untuk memeriksa berat dan tinggi badan pasien. Setelah itu, pemeriksaan kondisi tubuh secara menyeluruh akan dilakukan.

Dokter akan memeriksa berbagai bagian tubuh pasien. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui jika ada kelainan tertentu pada bagian tubuh tersebut. Bagian tubuh yang pertama diperiksa kemungkinan adalah bagian yang mudah dilihat, seperti kulit, kuku, dan rambut.

Dokter mungkin juga akan menekan atau mengetuk bagian tubuh tertentu. Jika saat hal tersebut dilakukan pasien merasakan nyeri, pasien harus segera mengatakannya kepada dokter.

Setelah itu, pemeriksaan berlanjut ke bagian mata, hidung, telinga, dan organ dalam. Pemeriksaan organ dalam biasanya dilakukan menggunakan stetoskop, sedangkan pemeriksaan telinga bisa menggunakan otoskop.

Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan kekuatan otot. Dalam pemeriksaan ini, dokter akan meminta pasien melakukan gerakan tertentu. Jika pasien kurang mengerti dengan arahan dokter, langsung tanyakan hal tersebut agar hasil pemeriksaan tidak salah.

Kelamin pasien juga akan diperiksa. Pada pasien laki-laki, dokter akan memeriksa penis dan testis untuk mengetahui kemungkinan infeksi, peradangan, perubahan ukuran, atau gangguan lainnya. Dokter juga akan melakukan pencolokan dubur untuk memeriksa prostat.

Pada pasien perempuan, beberapa organ yang akan diperiksa adalah vagina, vulva, serviks, ovarium, dan rahim. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kemungkinan infeksi menular seksual atau gangguan kesehatan yang lain.

Dilakukan pula pemeriksaan risiko tumor atau kanker payudara. Dokter akan melihat dan menekan area payudara. Sementara, pemeriksaan kelenjar getah bening akan dilakukan dengan meraba bagian tubuh tertentu, misalnya ketiak atau lipatan paha, untuk mengetahui jika ada benjolan.

4. Pemeriksaan penunjang

Ilustrasi tes rontgen (unsplash)

Jika diperlukan, pasien akan diminta untuk melakukan pemeriksaan penunjang. Hal tersebut dilakukan untuk menguatkan diagnosis. Berikut adalah beberapa tes yang akan dijalani.

· Tes laboratorium

Tes laboratorium bisa berupa pengambilan sampel darah, sampel urine, atau sampel tinja.

· Tes pencitraan

Tes pencitraan bisa berupa USG dan foto rontgen. Ada beberapa organ dalam pasien yang akan diperiksa, misalnya hati, paru-paru, ginjal, pankreas, limpa, rahim, kandung kemih, dan prostat. Pada pasien perempuan, foto rontgen payudara atau USG payudara bisa dilakukan untuk mendeteksi tumor payudara. 

· Rekam jantung

Elektrokardiografi (EKG) merupakan prosedur untuk merekam aktivitas listrik jantung menggunakan elektroda-elektroda kecil yang ditempelkan pada kulit dada, lengan, dan tungkai. Tes ini bisa dilakukan dengan berbaring atau saat melakukan aktivitas, misalnya berlari di atas mesin treadmill

· Pap smear

Perempuan berusia 21 tahun ke atas dan pernah berhubungan seksual disarankan melakukan tes ini setiap 3 tahun untuk mendeteksi risiko kanker serviks. Setelah berusia 30 tahun, tes ini cukup dilakukan setiap 5 tahun, kemudian setelah berusia 65 tahun, tidak perlu dilakukan jika tidak ada keluhan.

Itulah beberapa anjuran medical check up yang perlu diketahui terkait jumlah pengecekan per tahun dan pemeriksaan yang dilakukan. Medical check up rutin bisa menjadi acuan untuk menjaga kesehatan dan melakukan penanganan tepat jika dibutuhkan.     

Rekomendasi