Mengenal Kondisi dan Ciri-ciri Stunting pada Anak, Orang Tua Wajib Tahu!

| 11 Oct 2022 07:09
Mengenal Kondisi dan Ciri-ciri Stunting pada Anak, Orang Tua Wajib Tahu!
Ilustrasi imunisasi. (Foto: Dok. Antara)

ERA.idStunting yang terjadi pada anak adalah kondisi gagalnya pertumbuhan karena kekurangan gizi secara kronis. Kondisi ini tentunya tidak dapat disepelekan. Sebab, jika tidak segera ditangani, maka akan menghambat perkembangan otak dan juga menurunkan kualitas mental serta kecerdasan anak.

Ilustrasi pengukuran kesehatan anak cegah stunting/ Foto: ANTARA

Seorang anak disebut mengalami stunting jika tinggi badannya lebih pendek dibandingkan anak lain seumurannya. Dalam kalimat lain disebutkan pula, jika tinggi badan anak ada di bawah standar kurva pertumbuhan yang ditetapkan oleh WHO atau Badan Kesehatan Dunia.

Pada tahun 2020, Indonesia ditetapkan sebagai negara ke-2 yang memiliki jumlah stunting terbanyak di Asia Tenggara. Dari data yang dicatat oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sekitar 1 dari 3 balita Indonesia mengalami kondisi stunting.

Apa yang Menyebabkan Stunting pada Anak?

Stunting terjadi karena asupan gizi yang kurang pada anak dalam 1.000 hari pertama hidupnya, yaitu sejak anak masih ada di dalam kandungan sampai berumur 2 tahun.

Stunting pada anak bisa diakibatkan oleh masalah yang terjadi pada saat kehamilan, persalinan, penyusuan, atau setelahnya, misalnya pemberian asupan nutrisi MPASI yang tidak tercukupi.

Selain disebabkan nutrisi yang buruk, stunting juga dapat dikarenakan pola asuh yang kurang baik dan juga kebersihan lingkungan yang buruk, sehingga anak kerap terpapar infeksi.

Ciri-Ciri Stunting yang Terjadi pada Anak

Ciri-ciri stunting pada anak dapat disaksikan dari perawakan anak yang terlihat kerdil ketika berusia 2 tahun, atau lebih pendek daripada anak-anak seumuran dengan jenis kelamin yang sama.

Selain pendek atau kerdil, anak yang mengalami kondisi stunting juga lebih terlihat kurus. Bagi anak yang normal, meskipun terlihat pendek dan kurus, tubuh anak tetap terlihat proporsional. Namun hal yang harus diingat adalah, tidak semua anak yang bertubuh pendek dikatakan mengalami stunting.

Selain mendapatkan gangguan pertumbuhan, beberapa hal di bawah ini dapat dikatakn sebagai ciri-ciri stunting yang lain pada anak:

  • Mempunyai sistem kekebalan tubuh yang lemah, sehingga lebih rentan sakit, terutama jenis penyakit infeksi
  • Berisiko menderita penyakit diabetes, hipertensi, dan obesitas saat dewasa nanti
  • Tingkat kecerdasan yang menurun drastis, gangguan berbicara, dan kesulitan dalam belajar

Seluruh ciri-ciri stunting pada anak tersebut merupakan dampak dari nutrisi yang kurang, kerap terkena penyakit, dan pola asuh yang keliru pada 1.000 hari pertama kehidupan anak. Tentunya semua penyebab tersebut sangat dapat dicegah.

Bagaimana Mencegah Stunting pada Anak?

Gangguan tumbuh kembang yang disebabkan stunting bersifat menetap, dengan kata lain tidak dapat diatasi atau diobati. Namun, Anda masih sangat bisa mencegah kondisi tersebut, terutama pada saat 1.000 hari pertama kehidupan anak.

Di bawah ini merupakan beberapa cara pencegahan stunting yang terjadi pada anak:

  • Penuhi kecukupan nutrisi seperti zat besi, yodium, dan asam folat untuk ibu hamil dan ibu yang menyusui.
  • Lakukan inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI eksklusif kepada anak.
  • Lengkapi pengetahuan mengenai penerapan MPASI yang tepat.
  • Biasakan berperilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah penyakit infeksi pada anak, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air, terutama sebelum menyentuh makanan dan sesudah buang air besar atau buang air kecil, serta mencuci peralatan makan dengan sabun cuci piring.

Selain melakukan langkah-langkah di atas, orang tua juga dianjurkan untuk memeriksakan anak ke Posyandu maupun Puskesmas dengan rutin. Hal ini diterapkan agar kenaikan berat badan dan tinggi badan anak lebih terpantau dan selanjutnya dapat dibandingkan dengan kurva pertumbuhan yang dikeluarkan WHO.

Pemeriksaan rutin tersebut sangat disarankan untuk dilakukan setiap bulan bagi anak yang berumur di bawah 1 tahun dan setiap 3 bulan bagi anak berusia 1–2 tahun.

Selain berguna untuk pemantauan tinggi badan dan berat badan anak, pemeriksaan rutin ini juga dibutuhkan untuk mengevaluasi kemungkinan terjadinya infeksi pada anak, contohnya infeksi saluran kencing, cacingan, TBC, dan diare berulang.

Stunting pada anak merupakan kondisi gangguan pertumbuhan yang tidak dapat diperbaiki, tetapi penanganan yang segera tetap penting untuk dilakukan agar kondisi anak tidak semakin parah. Apabila anak Anda terlihat lebih pendek dibandingkan anak-anak seusianya, segerakanlah untuk membawanya ke dokter.

Demikianlah penjelasan mengenai stunting dan ciri-ciri stunting yang terjadi pada anak, semoga penjelasan ini bermanfaat untuk para orang tua.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Rekomendasi