Operasi Caesar ERACS dan Keunggulannya Dibandingkan Caesar Konvensional

| 03 Jan 2023 18:05
Operasi Caesar ERACS dan Keunggulannya Dibandingkan Caesar Konvensional
Ilustrasi operasi caesar (freepik)

ERA.id - Operasi caesar ERACS (enhanced recovery after caesarean surgery) berbeda dengan persalinan caesar konvensional. ERACS merupakan protokol baru dalam persalinan operasi caesar.

Tujuan dari metode baru ini adalah mempercepat proses pemulihan dengan pengoptimalan kesehatan ibu hamil sebelum, selama, serta sesudah menjalani persalinan caesar. Untuk penjelasan lebih lengkap mengenai operasi ERACS, simak uraian berikut, dikutip Era dari yankes.kemkes.go.id.

Mengenal Operasi Caesar ERACS

Ilustrasi ibu bersama bayi setelah melahirkan (freepik)

ERACS awalnya merupakan metode yang digunakan untuk mempercepat penyembuhan pasien bedah rawat jalan. Manfaat dari metode ini adalah meningkatkan kontrol nyeri dan mengurangi mual serta muntah pascaoperasi.

Metode ini membuat pasien operasi bedah tidak perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit dalam waktu yang lama. ERACS diterapkan pada wanita melahirkan melalui operasi caesar pada 2018.

Tujuan dari penerapan metode ini adalah ibu yang baru saja melahirkan bisa segera pulih dan fokus untuk merawat bayinya. Dalam penerapannya, pemeriksaan sebelum operasi bisa dilakukan ketika usia kehamilan adalah 10 hingga 20 minggu. Sebelum operasi dilaksanakan, skrining kesehatan akan dilakukan guna mengetahui apakah pasien punya penyakit komorbid atau kekurangan zat besi.

Perbedaan Caesar ERACS dengan Caesar Konvensional

1. Waktu puasa

Secara umum, ibu hamil yang akan menjalani operasi caesar konvensional harus berpuasa (tidak makan dan minum apa pun) selama 8 jam sebelum operasi. Sementara, persalinan ERACS mengizinkan ibu hamil untuk mengonsumsi makanan ringan maksimal 6 jam sebelum operasi. Selain itu, ibu hamil masih bisa meminum air putih (air mineral), jus, atau minuman mengandung gula 2 jam sebelum operasi dilaksanakan.

2. Rasa sakit pascaoperasi

Metode ERACS lebih efektif dalam meminimalkan rasa sakit pascaoperasi. Ada beberapa hal yang berpengaruh terhadap berkurangnya rasa sakit pascaoperasi, berikut rinciannya.

·       Pemberian obat anti-inflamasi non-steroid dan obat pereda nyeri non-opioid terjadwal, baik diminum maupun melalui cairan infus.

·       Pemberian obat nyeri long-acting berdosis kecil pada tulang belakang saat operasi.

·       Penyuntikan obat bius untuk anestesi saat operasi menggunakan jarum spinal yang ukurannya kecil.

Hal-hal tersebut mampu mengurangi pemberian obat opioid pascaoperasi hingga 30—50%. Ini mempercepat hilangnya rasa sakit pascaoperasi serta menurunkan risiko ibu hamil mengalami kelelahan, mual, dan sembelit.

3. Pemulihan

Metode ERACS membuat masa pemulihan pascaoperasi bisa dilakukan dengan lebih cepat. Ada beberapa hal yang menjadi latar belakang dari hal tersebut.

·       Pemberian cairan infus dihentikan lebih awal.

·       Kateter urine dilepaskan lebih awal.

·       Ibu boleh segera mengonsumsi makanan dan minuman.

Hal-hal tersebut memungkinkan ibu untuk bergerak dan bangun dari tempat tidur lebih awal. Dengan demikian, proses inisiasi menyusu dini (IMD) dan skin-to-skin dengan bayi bisa dilakukan lebih awal.

4.  Penyembuhan luka bekas operasi

Metode ERACS menggunakan pisau bedah kecil yang sangat tajam. Hal tersebut memungkinkan sayatan pertama langsung mencapai fascia atau selaput otot.

Jadi, operasi caesar ERACS mampu meminimalisasi kerusakan jaringan sehingga luka bisa pulih lebih cepat. Trauma pada kulit juga bisa diminimalisasi.

Rekomendasi