Waspada, Perfeksionis Bisa Picu Penyebab Masalah Kesehatan Mental

| 26 Jan 2023 07:45
Waspada, Perfeksionis Bisa Picu Penyebab Masalah Kesehatan Mental
Perfeksionis bisa picu masalah kesehatan mental (Pexel/energicpic)

ERA.id - Bagi sebagian orang, menjadi perfeksionis  merupakan hal yang penting untuk dirinya. Dengan menjadi perfeksionis mereka akan merasa lebih termotivasi untuk melakukan suatu hal seperti pekerjaan dengan maksimal. 

Namun, perfeksionis ternyata bisa menyebabkan dampak yang buruk bagi kesehatan mental. Terlebih jika diterapkan secara berlebihan dan tidak terkontrol.

"Banyak orang menganggap perfeksionis sebagai hal yang baik supaya semuanya bisa terlihat sempurna. Tetapi banyak pula masalah kesehatan mental yang muncul karena perfetionism," ujar Clininal Psychologist, Tara Adhisti de Thouars, di konferensi pers Bintang Crystal Chill Museeum di M Bloc Space, Jakarta, belum lama ini.

Masalah kesehatan mental yang muncul karena perfeksionis berlebihan adalah stress dan kecemasan (anxiety). Ini lantaran dengan bersikap perfeksionis, seseorang akan melakukan segala hal secara berlebihan (over), padahal di luar batas kemampuannya sendiri.

"Semua yang over dan perfeksionis itu berawal dari kecemasan sendiri sebenarnya. Contoh kita takut gagal atau nggak berguna, kita jadi over work. Takut salah atau takut mengalami kejadian buruk kita jadi over thinking. Takut ketinggalan tren, nggak update, kita jadi over screen," jelasnya.

"Itulah sebabnya semua yang over itu nggak baik. Bisa menyebabkan stress, moody, cemas, sensitif. Secara fisik kita juga akan merasa lelah, badan pegal, serta sistem pencernaan terganggu," lanjutnya.

Dengan demikian, Tara mengingatkan agar menjadi perfeksionis harus diseimbangkan dengan hal-hal sederhana yang meringankan beban pikiran dan tubuh. Jika sudah merasa stress karena perfeksionis atau melakukan banyak hal berlebihan, istirahat atau ambil jeda sementara.

"Banyak cara sederhana sih. Sesimple kita nggak ngapa-ngapain itu sudah jadi jeda, nggak mikirin yang berat-berat, pikirannya jadi santai. Jalan-jalan, nggak perlu yang mahal, yang penting bisa mengistirahatkan," pungkas Tara Adhisti.

Rekomendasi