ERA.id - Psikolog anak Saskhya Aulia Prima M.Psi mengatakan gadget atau gadget bisa membantu stimulasi pertumbuhan anak. Akan tetapi hal ini harus disertai dengan tetap memperhatikan beberapa hal seperti fitur dan konten yang ada di dalam gadget tersebut.
"Kita mesti kasih stimulasi dari berbagai arah supaya tumbuh kembang otaknya makin lengkap, tapi memang kita perlu perhatikan beberapa hal, gadgetnya kayak apa, fiturnya yang bisa digunakan apa, sampai konten-kontennya jadi sesuatu yang perlu dipertimbangkan," kata Saskhya dikutip Antara.
Lalu, kata Saskhya, belajar melalui gadget ada keuntungannya salah satunya untuk mengasah kosa kata atau kosa kata bahasa Inggris anak jika di rumah orang tua lebih banyak berbahasa Indonesia.
Selain itu juga dapat mengulang apa yang telah anak pelajari di sekolah dengan akses yang tidak terbatas dan stimulus yang lebih interaktif.
"Informasi dalam gadget nggak terbatas itu sebagai alat belajar yang secara sensori atau secara indera itu banyak kita dapat inputnya dari visual, audio, gambar bergerak untuk yang malas belajar dan jadi bisa membuat anak lebih termotivasi belajar karena stimulus yang dikasih lebih interaktif," ucap Saskhya.
Salah satu pendiri layanan konsultasi psikologi Tiga Generasi ini mengingatkan orang tua untuk memberikan gadget untuk bermain atau belajar saat anak usia dua tahun ke atas.
Pemberian gadget pada usia dua tahun keatas ini karena anak usia dua tahun ke bawah masih memerlukan fokus yang dibangun dengan interaksi langsung. Sementara untuk usia 18 bulan, hanya boleh menggunakan gadget untuk video call dengan pengawasan orang tua.
"Kenapa baru diberikan pada saat 18 bulan dan itu hanya video call dan buat dua tahun baru boleh gim dan lain-lain karena memang kemampuan manusia untuk konsentrasi dan menangkap interaksi sosial itu dua tahun ke bawah masih harus langsung," ucapnya.
Selain itu perlu juga diperhatikan waktu pemberian gadget yang tidak boleh misalnya saat sedang makan atau sebelum tidur agar anak tidak terlalu over stimulasi yang menjadikannya susah tidur.
Salah satu cara agar anak tidak pasif saat sedang memainkan gadget adalah orang tua tetap berkomunikasi dengan anak dengan cara menceritakan kembali apa yang ia lihat di gadget itu. Selain itu juga bisa melakukan kerajinan atau eksperimen antara orang tua dan anak saat sedang menonton video dari gadgetnya.
Namun tetap harus diseimbangkan dengan aktivitas lain di luar gadget seperti berolahraga atau kegiatan lain yang menjadi kesukaan anak.
"Sesibuk-sibuknya orang tua minimal sehari bisa menghabiskan 15-20 menit melakukan kegiatan apa yang anak suka secara langsung, jadi kadang-kadang idenya biarin dari dia nanti kita ikutin dia mau ngapain," ucap Saskhya.
Anak yang ketergantungan gadget, kata Saskhya, biasanya ada keterlambatan perkembangan seperti kemampuan bicara, konsentrasi, selain itu kemampuan kesabaran yang minim karena teknologi gadget yang serba cepat, dan tantrum setelah menggunakan gadget.
Batasi penggunaan gadget anak di jam-jam tertentu untuk membantunya membangun rutinitas disiplin agar tidak 'kebablasan' menggunakan gadgetnya.