Gejala Virus Marburg yang Harus Diwaspadai, Mulai Dari Demam dan Sakit Kepala

| 31 Mar 2023 19:05
Gejala Virus Marburg yang Harus Diwaspadai, Mulai Dari Demam dan Sakit Kepala
Gejala virus marburg (unsplash)

ERA.id - Virus Marburg atau sering disebut Marburg virus adalah virus yang menyebabkan penyakit yang sangat berbahaya pada manusia dan hewan. Artikel ini akan membahas pengertian dan gejala virus marburg yang harus Anda waspadai.

Virus Marburg sendiri memiliki rasio kasus-kematian tinggi yaitu hingga 88%. Penyakit akibat virus Marburg sendiri pertama kali terdeteksi pada tahun 1967 setelah terjadi wabah secara bersamaan di Marburg dan Frankfurt di Jerman, serta di Beograd, Serbia.

Dilansir dari laman resmi WHO, kelelawar buah Rousettus aegyptiacus dianggap sebagai inang alami untuk virus Marburg, yang kemudian ditularkan ke manusia. Hampir mirip dengan penyebab pandemi COVID-19 bukan?

Marburg menyebar dengan cara penularan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung (melalui kulit yang rusak atau selaput lendir) dengan darah, sekresi, organ, atau cairan tubuh lainnya dari orang yang terinfeksi.

Selain itu, virus marburg juga menular melalui dengan permukaan dan bahan (misalnya tempat tidur, pakaian) yang terkontaminasi cairan tubuh penderita.

Virus marburg juga dapat menular melalui petugas kesehatan yang sebelumnya telah terinfeksi saat merawat pasien yang dicurigai atau dikonfirmasi menderita MVD. Kemudian upacara pemakaman jenazah yang melibatkan kontak langsung dengan tubuh penderita virus marburg juga dapat berkontribusi pada penularan.

Apa Saja Gejala Virus Marburg?

Dilansir dari laman AI Care, masa inkubasi virus Marburg sekitar 2-21 hari, dimana kemudian akan ada gejala-gejala sebagai berikut:

●        Demam

●        Menggigil

●        Sakit kepala

●        Mialgia (tubuh terasa nyeri dan tidak enak badan)

●        Sakit tenggorokan

●        Terasa lemah

●        Nyeri otot

Kemudian pada hari kelima sampai ketujuh, bisa mulai muncul gejala seperti berikut:

●        Ruam kemerahan dengan bintik kecil di area dada, punggung atau perut

●        Mual muntah

●        Nyeri dada

●        Sakit perut

●        Diare ± darah

Gejala kemudian bisa menjadi makin parah, yang ditunjukkan dengan tanda-tanda berikut:

●        Penyakit kuning (jaundice)

●        Radang pankreas

●        Penurunan berat badan yang signifikan

●        Delirium atau perubahan kesadaran

●        Syok pada sirkulasi darah

●        Gagal hati

●        Perdarahan masif

●        Disfungsi banyak organ

Pada awal perjalanan penyakit ini, diagnosis klinis MVD sulit dibedakan dari banyak penyakit demam tropis lainnya karena kemiripan dari gejala klinisnya.

Di awal persebarannya, virus marburg susah dibedakan dengan virus lainnya (unsplash)

Gejala virus marburg harus dibedakan dengan demam berdarah dan infeksi virus lainnya seperti virus Ebola, serta malaria, demam tifoid, leptospirosis, infeksi riketsia, dan pes.

Namun virus marburg dapat dibuktikan melalui berbagai tes di laboratorium, seperti tes antibody-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), tes deteksi penangkapan antigen, tes netralisasi serum, tes reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR), mikroskop elektron, dan isolasi virus dengan kultur sel.

Meskipun tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus yang disetujui untuk mengobati virus marburg, namun perawatan suportif  (rehidrasi dengan cairan oral atau intravena) dan pengobatan gejala spesifik dapat meningkatkan harapan hidup pasien.

Selain itu, berbagai pengobatan penanganan virus marburg yang potensial juga sedang dievaluasi, termasuk produk darah, terapi kekebalan tubuh, dan terapi obat.

WHO mencatat wabah MVD yang terakhir dilaporkan terjadi di Ghana pada tahun 2022 (tiga kasus terkonfirmasi).

Selain itu, wabah MVD lainnya telah dilaporkan sebelumnya di Guinea (2021), Uganda (2017, 2014, 2012, 2007), Angola (2004-2005), Republik Demokratik Kongo (1998 dan 2000), Kenya (1990, 1987, 1980), dan Afrika Selatan (1975).

Selain gejala virus marburg, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman

Rekomendasi