ERA.id - Masyarakat Indonesia sangat akrab dengan mi instan. Selain mudah dibuat, mi instan memiliki rasa yang nikmat. Namun, masyarakat harus tahu batas konsumsi mi instan yang aman agar kesehatan tidak terganggu.
Mi instan memang memiliki gizi, tetapi terbilang sedikit. Makanan ini bahkan bisa meningkatkan risiko beberapa jenis penyakit. Kebijaksaan dalam membatasi jumlah konsumsi mi instan bisa mencegah Anda dari efek buruknya. Berikut Era.id sampaikan beberapa hal terkait batasan konsumsi mi instan.
Batas Konsumsi Mi Instan yang Aman untuk Kesehatan
Mi instan mengandung natrium, MSG, dan pengawet yang tinggi. Oleh sebab itu, makanan ini tidak boleh dimakan setiap hari, bahkan dalam jangka wantu satu minggu. Terkait batasan jumlah konsumsi mi instan agar tubuh tetap sehat, ada beberapa pendapat yang berbeda.
Salah satu pendapat menyatakan, Anda bisa mengonsumsi mi instan sebanyak satu atau dua porsi per minggu. Ada pula yang berpendapat bahwa mi instan hanya boleh dikonsumsi satu atau dua kali dalam satu bulan. Secara umum, kesehatan tubuh semakin terjaga jika semakin jarang mengonsumsi makanan ini.
Jika Anda masih mengonsumsi makanan cepat saji ini secara rutin, sebaiknya hal tersebut mulai diubah. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kondisi atau profil dari orang yang mengonsumsinya. Anda perlu melakukan pembatasan terhadap konsumsi mi instan demi kebaikan jangka panjang.
Bahaya Mi Instan
Ada beberapa efek buruk yang bisa terjadi akibat banyak mengonsumsi mi instan. Jika Anda sering mengonsumsinya, risiko tersebut akan meningkat. Berikut ini beberapa dampak buruk konsumsi mi instan yang dikutip dari berbagai sumber.
1. Gangguan pencernaan
Mi instan termasuk makanan yang sulit dicerna sehingga sistem pencernaan mesti bekerja ekstra saat menghancurkannya. Jika mi instan dikonsumsi secara rutin, beberapa gangguan pencernaan bisa terjadi, seperti konstipasi, kembung, dan diare.
2. Bisa meningkatkan risiko kanker
Mi instan tidak hanya bisa menggangu sistem pencernaan. Mi instan juga bisa mengganggu kadar gula darah dan pelepasan insulin jika pencernaan terlalu cepat. Sementara, pencernaan lambat membuat pengawet dan bahan kimia beracun tetap di dalam tubuh sehingga terjadi paparan BHA dan TBHQ secara berlebih.
Dua kandungan tersebut biasanya digunakan dalam suatu produk untuk membuatnya tahan lama. Namun, bahan kimia tersebut bersifat karsinogenik yang bisa memicu kanker dan gangguan yang lain, seperti diare, asma, dan kecemasan.
3. Bisa meningkatkan risiko penyakit jantung
Orang yang terlalu sering mengonsumsi mi instan perlu berhati-hati dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Terlalu banyak konsumsi mi instan berisiko lebih besar mengalami sindrom metabolik—terlepas dari pola makan atau olahraga.
Sindrom metabolik memiliki beberapa gejala, seperti tekanan darah tinggi, obesitas sentral, kolesterol HDL rendah. Hal tersebut bisa meningkatkan risiko mengalami penyakit jantung, diabetes, dan stroke.
4. Gangguan fungsi ginjal
Mi instan memiliki perasa tambahan yang mengandung natrium cukup tinggi. Kandungan garam yang tinggi tersebut bisa berefek buruk terhadap fungsi ginjal. Jika kadar natrium terus bertambah, penumpukan natrium bisa meningkatkan risiko stroke dan kanker perut.