ERA.id - Mi instan merupakan salah satu pilihan makanan yang sering dikonsumsi oleh banyak orang karena rasanya lezat dan sangat mudah untuk dibuat. Padahal, jumlah gizi sehat yang terkandung di dalamnya dapat dikatakan sangat minim dan bahkan berisiko menimbulkan beberapa penyakit. Itulah sebabnya, Anda harus memahami batas maksimal makan mie instan agar tubuh Anda tetap sehat. Simak ulasannya di bawah ini.
Batas Maksimal Makan Mi Instan
Banyak orang yang sudah memahami mengenai bahaya yang dapat dialami saat mengonsumsi mi instan terlalu sering, tetapi tetap saja tidak dapat mengurangi intensitas pengonsumsiannya. Padahal, kandungan natrium, MSG, dan pengawet yang ada di dalam makanan tersebut sangat tinggi, sehingga tidak disarankan untuk dikonsumsi setiap hari atau dalam waktu seminggu. Nah, lantas berapa banyak konsumsi mi instan yang dapat menjaga tubuh Anda agar tetap sehat?
Ada beberapa pandangan mengenai konsumsi makanan yang bahannya terbuat dari tepung olahan ini. Dalam satu minggu, Anda disarankan untuk mengonsumsi mi instan hanya satu-dua porsi dan tidak boleh lebih dari itu. Namun, ada juga yang berpendapat lebih ekstrem dengan hanya memperbolehkan konsumsi mie instan ini hanya 1–2 kali dalam sebulan. Lebih jarang makan mi instan memang dapat menjaga tubuh agar tetap sehat.
Berikut dampak buruk yang dapat dihasilkan dari konsumsi mi instan berlebih:
Dapat Meningkatkan Risiko Terjadinya Kanker
Makanan olahan cepat saji ini ternyata berisiko menimbulkan dampak buruk bagi sistem pencernaan yang memaksanya untuk mencerna mi dalam waktu berjam-jam. Makanan ini juga berpotensi mengganggu kadar gula darah dan pelepasan insulin jika dicerna terlalu cepat. Pencernaan yang lambat menjadikan bahan kimia beracun dan pengawet tetap berada di dalam tubuh yang mengakibatkan paparan berlebihan dari BHA dan TBHQ.
Agar dapat tahan lama atau awet, kedua kandungan ini biasanya digunakan dalam suatu produk. Faktanya, bahan kimia ini bersifat karsinogenik, yaitu dapat menimbulkan kanker pada seseorang dan beberapa gangguan lainnya, misalnya diare, asma, bahkan perasaan cemas. Saat mengonsumsi terlalu sering, segala gangguan tersebut berisiko terjadi lebih tinggi. Oleh sebab itu, ada baiknya untuk membatasi konsumsinya sekarang juga.
Meningkatnya Risiko Penyakit Jantung
Bagi seseorang yang terlalu sering mengonsumsi mi instan atau bahkan dapat beberapa porsi dalam seminggu, sebaiknya berhati-hati terhadap peningkatan risiko penyakit jantung. Seseorang yang mengonsumsi makanan ini terlalu banyak berisiko lebih besar mengalami sindrom metabolik, terlepas dari pola makan atau kebiasaan olahraganya. Risikonya dapat mencapai 68 persen untuk mengalami sindrom metabolik.
Sindrom metabolik sendiri merupakan sekelompok gejala dari obesitas sentral, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol HDL yang rendah, sehingga berpotensi meningkatkan seseorang untuk tertular penyakit diabetes, jantung, hingga stroke. Dengan memahami segala risiko buruk yang dapat terjadi akibat kebiasaan mengonsumsi mi instan, Anda disarankan agar segera mengurangi atau bahkan menghentikannya untuk kesehatan Anda sendiri.
Demikianlah ulasan tentang batas maksimal makan mie instan yang dapat diterapkan. Semoga penjelasan ini bermanfaat.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…