Bahan Bakar Ini Diisukan Bakal Lebih Mahal dari Pertamax, Apa Itu Bioetanol?

| 20 Jun 2023 07:05
Bahan Bakar Ini Diisukan Bakal Lebih Mahal dari Pertamax, Apa Itu Bioetanol?
Pabrik bioetanol milik PTPN X yang telah rampung pembangunannya oleh PT Barata Indonesia. (Foto: Dok. Barata Indonesia)

ERA.id - Harga bahan bakar jenis baru yaitu bioetanol dikabarkan akan lebih mahal dari jenis Pertamax. Hal ini diungkapkan oleh pihak PT Pertamina (Persero). Pertamina menyebut bahan bakar baru ini dengan istilah E5. Mengapa harganya bisa lebih mahal dari pertamax? Sebab, Research Octane Number (RON) bioetanol memiliki nilai yang lebih tinggi. Lantas apa itu bioetanol?

Sebelum membahas bioetanol lebih lanjut, ada baiknya kita mengenal dan memahami apa itu biofuel. Biofuel adalah bahan bakar yang disusun dari materi yang terkandung pada makhluk hidup, pada umumnya tanaman. Biofuel menjadi salah satu inovasi energi yang sudah digunakan pada beberapa negara karena dapat diperbarui dengan mudah dan mampu mengurangi emisi karbon yang dihasilkan.

Jenis-jenis Biofuel

Ada beberapa jenis biofuel, antara lain bioetanol, biodiesel, dan biogas. Simak  pengertian dari masing-masing jenis biofuel tersebut.

Bioetanol:  jenis bahan bakar ini diproduksi dengan teknik fermentasi tumbuh-tumbuhan. Bahan baku yang dimanfaatkan dalam pembuatan etanol yaitu bahan yang mengandung karbohidrat dan pati, misalnya tebu, jagung, dan gandum. Tahapan biomassa menjadi bioetanol yaitu hidrolisis, fermentasi, distilasi dan dehidrasi.

Ilustrasi (Pixabay)

Biodiesel: pada dasarnya, biodiesel adalah minyak yang bahannya berasal dari tanaman atau hewan. Biodiesel dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti untuk kendaraan yang memfungsikan mesin diesel atau dapat digabung dengan minyak solar untuk perbandingan tertentu. Terdapat banyak sekali minyak tumbuh-tumbuhan yang menjadi bahan baku biodiesel, antara lain minyak jarak, minyak sawit mentah, dan minyak kelapa. Secara umum, pembuatan biodiesel dilakukan dengan dua proses, yaitu proses transesterifikasi dan esterifikasi.

Biogas: Jenis biofuel yang terakhir ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan atau sebagai pembangkit tenaga listrik. Biogas  diproduksi dari fermentasi bahan-bahan organik, misalnya sampah biodegradable, kotoran manusia dan hewan, dan limbah domestik.

Apa itu bioetanol?

Dilansir dari laman Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada, bioetanol adalah jenis bahan bakar terbarukan yang didapatkan melalui fermentasi biologis bahan organik, terutama tanaman yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi, misalnya sorgum, jagung, tebu, dan tanaman lainnya. Proses fermentasi ini mengubah gula dalam tanaman menjadi etanol, yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar dalam mesin kendaraan.

Bioetanol merupakan salah satu bahan kimia yang ramah lingkungan sebab diproduksi dari bahan-bahan alam yang edible ataupun non edible. Hasil pembakaran bioetanol menghasilkan CO2 yang dapat digunakan oleh tanaman sehingga bioetanol dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

Bioetanol yang diproduksi dari proses fermentasi dapat mengandung berbagai macam kadar. Bioetanol dengan kadar 90-94 persen disebut bioetanol tingkat industri. Jika bioetanol yang didapatkan berkadar 94-99,5 persen, maka disebut dengan bioetanol tingkat netral. Pada umumnya, bioetanol jenis ini digunakan untuk campuran minuman keras. Jenis yang terakhir adalah bioetanol tingkat bahan bakar. Bioetanol ini memiliki kadar yang sangat tinggi, minimal  99,5 persen.

Dilansir dari Modul Proses Pembuatan Bioethanol yang ditulis Niamul Huda, penggunaan etanol sebagai bahan bakar memiliki beberapa keunggulan daripada bahan bakar minyak (BBM). Antara lain:

1. Kandungan oksigen yang tinggi, yakni 35 persen sehingga jika dibakar sangat bersih.

2. Ramah lingkungan, sebab emisi gas karbon monoksida lebih rendah 19-25 persen daripada BBM, sehingga tidak memberikan kontribusi pada akumulasi karbondioksida di atmosfer dan bersifat terbarukan.

3. Angka oktan Etanol yang cukup tinggi menghasilkan kestabilan proses pembakaran, oleh karena itu daya yang didapatkan bersifat lebih stabil.

4. Proses pembakaran dengan daya yang lebih sempurna akan mengurangi emisi gas karbon monoksida. Campuran bioetanol 3 persen saja mampu menurunkan emisikarbonmonoksida menjadi hanya 1,3 persen.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Rekomendasi