Apakah PTSD Bisa Kambuh? Hati-hati, Segera Lakukan Penanganan yang Tepat

| 03 Sep 2023 12:35
Apakah PTSD Bisa Kambuh? Hati-hati, Segera Lakukan Penanganan yang Tepat
Ilustrasi gangguan mental (Timur Weber-Pexels)

ERA.id - Perasaan seseorang yang merasa tertekan, banyak masalah, dan terlalu sering memikirkan suatu hal kerap kali dikaitkan dengan stres. Semua orang tentunya pernah merasakan stres yang diakibatkan aktivitas atau permasalahan masing-masing. Namun, tahukah Anda, selain stres ringan, ada juga masalah kesehatan mental lain yang dapat dialami seseorang, yaitu stres akut dan post traumatic stress disorder alias gangguan stres pasca trauma (PTSD). Jika dilihat sekilas, dua jenis gangguan ini sama-sama dipicu kejadian trauma berat yang dialami atau dilihat seseorang. Lantas, apakah PTSD bisa kambuh?

Perbedaan mendasar dari kedua gangguan ini terletak dari definisinya. Stres akut atau acute stress disorder (ASD) adalah kondisi yang terjadi, karena seseorang mengalami syok psikologis. Ia pernah mengalami atau menyaksikan peristiwa mengerikan dan bersifat traumatis, sehingga memicu timbulnya stres akut. Hal itu mengakibatkan reaksi emosional negatif yang kuat dan dapat masuk dalam gangguan kecemasan.

Sedangkan gangguan stres pasca trauma alias PTSD adalah gangguan mental yang dipicu ingatan kilas balik. Ingatan tersebut berhubungan dengan pengalaman pernah mengalami atau melihat peristiwa mengerikan di masa lalu. Seperti halnya dengan stres akut, PTSD juga menjadi pemicu dari gejala reaksi emosional negatif. Namun pada PTSD, seseorang bisa jadi mengalami serangan panik dan serangan kecemasan saat ingatan mengenai peristiwa traumatis tersebut kembali muncul.

Ilustrasi trauma (Unsplash/Victoria Volkova)

Apakah PTSD Bisa Kambuh?

Pada dasarnya, gejala dari kedua kondisi ini serupa. Orang yang mengidap stres akut maupun PTSD bisa jadi secara berulang mengalami ingatan kilas balik dan mimpi buruk yang berhubungan dengan kejadian traumatis di masa lalu. Orang yang mengalami kondisi ini pun sering kali menghindari pikiran, percakapan, perasaan, tempat, dan juga orang-orang yang bisa membawa kembali pada ingatan tentang peristiwa traumatis tersebut. Sehingga, kondisi tersebut mengakibatkan pengidap stres akut ataupun PTSD kehilangan minat, mati rasa emosional, sulit berkonsentrasi, gelisah, mudah tersinggung, hingga masalah tidur.

Namun, ada sedikit perbedaan gejala antara stres akut dan PTSD, yaitu perilaku pengidapnya. Orang yang memiliki gangguan PTSD pada umumnya melakukan perilaku kekerasan yang berisiko, hingga merusak. Selain itu, PTSD juga mengakibatkan seseorang sering berpikiran dan berasumsi terlalu negatif tentang diri sendiri ataupun dunia sekitar, sehingga cenderung menyalahkan diri sendiri atau orang lain karena kejadian traumatis pada masa lalu.

Waktu munculnya gejala juga merupakan salah satu perbedaan antara stres akut dan PTSD. Gejala dari stres akut, pada umumnya akan segera menyerang setelah sebuah kejadian traumatik terjadi. Gejala stres akut akan muncul kurang dari empat minggu setelah penyebabnya terjadi. Gejala kondisi ini dapat berlangsung secara konstan selama jangka waktu tersebut, tapi setelah lewat empat minggu, umumnya akan hilang.

Gejala Terjadi Selama Lebih dari Satu Bulan

Adapun pada PTSD, seseorang dapat dinyatakan “positif” setelah gejala terus menerus dialami selama lebih dari satu bulan, bahkan dapat terjadi hingga tahunan setelah penyebab trauma muncul. Selain itu, gejala gangguan kesehatan mental yang satu ini, bisa kambuh sewaktu-waktu, terutama saat dipicu.

Stres akut ataupun PTSD merupakan kondisi yang tidak boleh disepelekan sama sekali. Seseorang yang mengalami gejala tersebut disarankan untuk melakukan pemeriksaan dan konsultasi. Terlebih jika pernah mengalami kejadian traumatis dan merasakan gejala stres akut atau PTSD.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Rekomendasi