Perbedaan Burnout dan Stres, Mana yang Anda Alami?

| 07 Oct 2023 10:05
Perbedaan Burnout dan Stres, Mana yang Anda Alami?
Ilustrasi lelah terus-menerus karena burnout dan pola pikir yang bisa mengatasi (Freepik)

ERA.id - Dalam pengertian umum, istilah stres diartikan sebagai respons tubuh dan pikiran terhadap tuntutan yang datang. Respons tersebut kemudian mengarah atau berdampak terhadap kondisi psikis atau perilaku seseorang. Dalam artikel ini, akan dibahas perbedaan burnout dan stres.

Pada umumnya, stres memang terkesan negatif, namun sebenarnya juga mempunyai kesan yang positif. Ketika seseorang mengalami stres positif, hal itu dikenal sebagai "eustress" yang sering dipandang sebagai motivator. Dianggap positif sebab stres akan memaksa seseorang memprioritaskan tugas-tugasnya dengan cara yang  memungkinkan untuk terlebih dahulu menyelesaikan pekerjaan yang paling penting. 

Definisi Stres dan Burnout

Sebaliknya, stres disebut sebagai sesuatu yang negatif jika sudah berhubungan erat dengan hal-hal buruk, misalnya penyakit jantung, penyalahgunaan narkoba,  alkoholisme, gangguan hubungan sosial, dan lain sebagainya. Intensitas stres tentu saja tidak sama bagi semua individu. Dengan kata lain, beberapa orang bisa menjadi sangat tertekan jika mereka mengeluarkan reaksi berlebihan terhadap stresor (faktor penyebab stres), sementara sebagian yang lain memiliki energi untuk menyelesaikan beban tersebut. 

Saat seseorang mengalami stres dalam waktu lama, tanpa mampu mengubah atau memperbaiki kondisinya, ia akan mulai merasa mati rasa, hampa, kehilangan motivasi, putus asa, dan tidak peduli.  

Oleh Robert C. Ciampi dalam laman Psychology Today, kondisi seperti ini disebut sebagai "burnout", yaitu kelelahan fisik dan emosional yang diakibatkan stres berlebihan dan berkepanjangan. 

Singkatnya, menurut Ciampi, burnout adalah kondisi yang membuat seseorang tidak memiliki cukup energi, motivasi, atau gairah, dan diikuti rasa pesimis yang akut. 

Definisi burnout pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Herbert Freudenberger pada 1974. Saat itu, Herbert mendeskripsikan burnout sebagai "penipisan atau kelelahan sumber daya fisik atau mental seseorang yang disebabkan oleh usaha berkepanjangan, tapi tak berhasil menuju harapan yang tidak realistis, akibat faktor dari dalam ataupun eksternal." 

Ilustrasi Stres (Foto: Pixabay)

Perbedaan Burnout dan Stres

Mengutip penelitian berjudul "Comparison of Burnout and Job Stress Between Physical Education Employees and Industrial Workers" (PDF), pada saat mengalami stres, hormon kortisol dalam diri seseorang akan meningkat. 

Kondisi tersebut ternyata menjadikan seseorang menentukan jalan keluar dari masalah penyebab stres tersebut. Namun, jika situasi tersebut terjadi dalam jangka waktu yang lama, tentu akan mengakibatkan depresi yang berdampak buruk untuk kesehatan. Pada fase ini, seseorang dapat dikatakan telah mengalami sindrom burnout.

Di bawah ini adalah perbedaan burnout dan stres:  

Dampak stres 

Saat seseorang mengalami stres biasa, orang akan merasa cemas, murung, hingga menyalahkan diri sendiri. Pada sisi lain, dalam kondisi burnout, orang merasa hipertensi, tidak sabar, depresi mental, mudah tersinggung, dan sebagainya. 

Komitmen kerja 

Saat seseorang merasa stres biasa, komitmen kerja seseorang jatuh, tetapi seringkali akan bangkit lagi selanjutnya. Berbeda dengan burnout, di mana orang yang mengalaminya merasa secara mental terpisah dari organisasi.

Durasi stres 

Secara definisi, stres dimaknai sebagai respons individu terhadap situasi eksternal yang diakibatkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Sedangkan burnout adalah keadaan mental yang terlalu lelah atau emosional yang terjadi karena paparan stres yang berkelanjutan.

Level kelelahan  

Pada stres biasa, seseorang akan mengalami kelelahan, sedangkan dalam kondisi burnout, orang tersebut mengalami kelelahan kronis. 

Sikap pada pekerjaan 

Stres umumnya mengakibatkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan, tetapi burnout dapat menimbulkan kebosanan dan sinisme terhadap pekerjaan.  

Dampak ke kesehatan 

Saat stres biasa, seseorang dapat mengalami perubahan fisiologis, misalnya tekanan darah dan detak jantung yang meningkat. Sebaliknya, keluhan psikosomatik kerapkali ditemukan pada orang yang mengalami burnout.

Demikianlah penjelasan tentang perbedaan burnout dan stres secara lebih spesifik. Semoga penjelasan ini bermanfaat.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Rekomendasi