ERA.id - Gangguan sendi dapat terjadi kepada siapa saja dengan berbagai faktor risiko dari pekerjaan, jenis kelamin, dan berat badan. Atlet menjadi kelompok pekerjaan yang paling rentanmengalami kerusakan pada lutut dan bahu. Selain itu, wanita lebih rentan mengalami gangguan pada sendi lutut dan bahu dibandingkan dengan pria karenaadanya perubahan hormonal. Faktor lain yang dapat memengaruhi kerusakan pada sendi lutut dan bahu adalah berat badan.
Jika beban yang ditopang semakin berat, makasemakin mudah pula sendi rusak. Intensitas nyeri pada gangguan sendi berhubungan dengan kualitas hidup pasien, dimanasemakin tinggi intensitas nyeri maka kualitas hidup pasien akan semakin memburuk.
Mengamati masalah kesehatan ini, layanan Artroskopi menjadi salah satu inovasi dibidang ortopedi untuk membantu pasien yang mengalamimasalah sendi bahu dan lutut dapat sembuh secara lebih cepat dan nyaman. Untuk itu, Klinik Utama DR. Indrajana hari ini mengedukasi masyarakat tentang salah satu layanan unggulannya di bidang ortopedi yaitu Artroskopi pada bahu dan lutut.
"Dengan luka dan nyeri pasca operasi yang minimal, outcome yang lebih baik serta waktu menginap di klinik yang lebih singkat. Artroskopi dapatmenjadi solusi bagi pasien dengan gangguan sendi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien," ujar Direktur Utama Klinik Utama DR. Indrajana, Kamis (29/2/2024).
Proses pemulihan pasien yang menjalani Artroskopi terhitung cepat, layanan Artroskopi dapat mencakup penanganan yang lebih luas, seperti pasien-pasien usia tua, pasien Parkinson, jantung, kelainan ginjal, dan lainnya.
"Artroskopi sebagai salah satu layanan yang kami kembangkan di klinik ini telah menjadi terobosan signifikan dalam bidang ortopedi dan traumatologi. Layanan Artroskopi menjadi bukti nyata dari upaya kami dalam menyediakan solusi medis yang canggih, membawa dampak positif bagi kesehatan dan kualitas hidup mereka. Melalui layanan ini, pasien mendapatkan perawatan yang lebih efektif sehingga dapat sembuh secara lebih tepat," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, dr. Liauw Roger Leo, Sp.OT, Dokter Spesialis Orthopedi & Traumatologi Klinik Utama DR. Indrajana dalam presentasinya menyatakan, dengan keunggulan dan kecanggihannya, Artroskopi menjadi salah satu terobosan terbaik di bidang bedah ortopedi abad ke-20. Setiap tahunnya terdapat hampir 1.700.000 prosedur Artroskopi bahu serta 750.000 tindakan Artroskopi lutut dilakukan di Amerika.
"Di Indonesia sendiri, Artroskopi dapat dilakukan di rumah sakit bahkan klinik kesehatan karena mayoritas tindakan Artroskopi hanyamemerlukan perawatan yang singkat," jelasnya.
Artroskopi memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan operasi sendi konvensional. Dengan sayatan yang minim, proses pemulihan pasien yang menjalani Artroskopi terhitung cepat.
“Pada operasi konvensional, sayatan yang dibuat cenderung besar sehingga area sendi memiliki risiko terpapar infeksi yang lebih tinggi. Bekas operasi yang dihasilkan pun memerlukan perawatan yang intensif agar tidak menimbulkan komplikasi. Selain itu, sebagian besar pasien memerlukan rawat inap pada saat proses penyembuhan karena rasa nyeri pasca operasi. Pada Artroskopi, sayatan yang dibuat hanya sekitar 1 cm saja dan bekas operasinya cenderung cepat sembuh. Pasien hanya wajib melalui observasi saja dan bisa segera pulang sehingga biaya yang dikeluarkan lebih rendah. Jika penyembuhannya cepat, pasien dapat memulai kembali aktivitasnya lebih cepat atau melakukan terapi pasca operasi apabila diperlukan,” terang dr. Roger.
Dengan tingkat keberhasilan yang mencapai angka 90%, Artroskopi dapat menjadi solusi bagi pasien dengan gangguan sendi untuk meningkatkan kualitas hidupnya. “Tindakan ini berfungsi sebagai alat diagnostik untuk gangguan persendian, terutama pada bahu dan lutut, sekaligus terapi pada beberapa kasus. Dengan menggunakan sayatan sekitar 1 cm saja, Artroskopi mampu membantu pasien gangguan sendi dengan risiko rendah, penyembuhan yang lebih cepat, dan nyeri pasca operasi yang minimal. Hadirnya Artroskopi nantinya akan dapat mengubah stigma mengenai operasi sendi yang terkesan menakutkan,” tutupnya.