ERA.id - Antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi atau mencegah penyakit yang diakibatkan oleh infeksi bakteri. Dalam penggunaannya, antibiotik tentunya harus sesuai dengan petunjuk dokter.
Selain itu, antibiotik juga harus dihabiskan tepat waktu. Seseorang yang tidak menghabiskan antibiotik sesuai dengan resep dapat membuat bakteri menjadi resisten (kebal). Resistensi antibiotik dapat membuat bakteri dalam tubuh menjadi lebih kuat. soal itu, simak efek samping resistensi antibiotik di bawah ini.
Dokter spesialis penyakit dalam RSUD Dr. Soetomo, Erwin Astha Triyono, dalam sebuah diskusi virtual beberapa waktu lalu menjelaskan, ada bahaya atau efek samping dari resistensi antibiotik ini, mulai dari sakit hingga biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan jadi lebih mahal.
Efek Samping Resistensi Antibiotik
Di bawah ini adalah 5 hal yang terjadi ketika terjadi resisten antibiotik.
Morbiditas naik
Konsumsi antibiotik dengan cara yang salah menjadikan angka kesakitan (morbiditas) meningkat. Mungkin pada mulanya pasien hanya mengalami gejala ringan yang dapat diatasi dengan antibiotik dosis rendah, tapi selanjutnya menjadi berat ketika sakit berikutnya.
"Awalnya hanya sakit ringan, tapi jadi sakit berat sebab antibiotiknya tidak dihabiskan waktu diresepkan," kata Erwin.
Beberapa orang terkadang menghentikan penggunaan antibiotik karena sudah merasa sembuh.
Padahal, antibiotik yang tidak dihabiskan saat diresepkan pertama kali akan membuat bakteri tetap tinggal di dalam tubuh dan akan bermutasi. Sehingga, ketika infeksi kembali terjadi, penyakit akan menjadi lebih parah dan antibiotik yang sama tidak akan mempan.
Mortalitas naik
Selain angka kesakitan, tingkat kematian yang disebabkan suatu penyakit juga dapat meningkat. Erwin menjelaskan, mortalitas dapat naik karena banyak orang sudah resisten terhadap antibiotik. Penyakit yang seharusnya bisa sembuh dengan mudah oleh pemberian antibiotik, kini jadi tak berguna. Belum tentu juga ada pengobatan lain yang dapat diberikan. Dalam beberapa kasus, pemberian dosis lebih tinggi dapat mengancam nyawa pasien. Khususnya pada pasien dengan penyakit bawaan.
Penularan lebih masif
Resistensi antibiotik juga mengakibatkan penularan penyakit akibat infeksi bakteri jadi lebih masif. Hal ini dikarenakan bakteri yang ada di tubuh bisa jadi lebih kuat dari sebelumnya. Ia bisa bermutasi dan bertambah banyak. Padahal, dengan minum antibiotik secara teratur, bakteri ini bisa mati.
"Jadi resisten itu luar biasa bahaya karena bisa mengganggu semua aspek," tutur Erwin.
Rawat inap lebih panjang
Karena angka morbiditas naik, maka jumlah orang dirawat inap di rumah sakit juga dapat ikut meningkat. Pasien pun jadi lebih lama tinggal di rumah sakit karena dokter dan petugas medis masih mencari obat yang tepat untuk diberikan.
Biaya mahal
Lama periode rawat inap juga mengakibatkan biaya perawatan yang membengkak. Pemberian obat dan antibiotik dosis tinggi juga akan menambah besarnya biaya perawatan yang dibutuhkan dalam penyembuhan pasien.
Penyakit yang mulanya dapat disembuhkan dengan antibiotik dosis rendah dengan harga terjangkau, tapi karena resistensi, maka dosis pun harus ditambahkan.
"Pembiayaan relatif jadi meningkat, baik individu atau oleh pemerintah. Masalah pembiayaan ini jadi masalah besar juga," kata Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes, Imran Agus Nurali, dalam diskusi yang sama.
Demikianlah ulasan tentang efek samping resistensi antibiotik yang wajib diketahui, semoga informasi ini bermanfaat.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…