Heat Stroke hingga Serangan Jantung, 5 Penyakit yang Sering Dialami Jamaah Haji di Arab Saudi

| 02 May 2024 19:30
Heat Stroke hingga Serangan Jantung, 5 Penyakit yang Sering Dialami Jamaah Haji di Arab Saudi
Jamaah calon haji mengikuti bimbingan manasik haji di gedung Islamic Center (IC) Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (29/4/2024). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/aww. (ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI)

ERA.id - Ibadah haji merupakan salah satu jenis ibadah yang 90 persen kegiatannya melibatkan aktivitas fisik. Tak jarang, sejumlah penyakit atau risiko kesehatan pun bisa dialami para jamaah.

Tidak lama lagi, kloter pertama haji 2024 diberangkatkan pada 12 Mei menuju Madinah, Arab Saudi. Para jamaah pun bakal masuk ke Asrama Haji untuk memastikan kondisi kesehatannya menuju tahap akhir, yakni pada 11 Mei 2024. 

Praktisi Kesehatan Masyarakat, dr. Ngabila Salama mengatakan, sejumlah gangguan kesehatan bagi jamaah haji perlu mendapatkan perhatian khusus agar ibadahnya di Tanah Suci berjalan dengan lancar.  

"Selama mengikuti ibadah haji, kesehatan dan kebugaran jamaah menjadi hal utama yang patut dijaga serta dipertahankan. Berada di negara yang memiliki kondisi cuaca dan iklim yang berbeda dapat meningkatkan risiko kesehatan jadi terganggu," katanya.

Menurut dia, ada lima risiko kesehatan yang sering ditemukan pada jamaah haji yakni kelelahan akibat tidak terbiasa bergerak dalam waktu yang cukup lama dan terkena heat stroke (serangan panas) yakni kondisi di mana tubuh tak lagi bisa mengontrol suhu karena cuaca yang terlalu panas sehingga sulit untuk melakukan mekanisme pendinginan.

Penderitanya dapat mengalami tubuh gemetar, tubuh tidak mengeluarkan keringat, kebingungan hingga pingsan atau koma.

Risiko lainnya adalah terkena pneumonia atau radang paru-paru, serangan jantung serta kehilangan memori (demensia).

Maka dari itu, Ngabila menjelaskan pemerintah berupaya untuk melakukan tes kesehatan sebelum jamaah berangkat agar kondisi fisik yang bersangkutan dipastikan sehat, layak terbang dan tidak terkena penyakit menular seperti tuberkulosis, pneumonia atau gagal jantung.

Tahun ini, katanya, pemerintah juga menyediakan pendamping lansia untuk memonitor kesehatan jamaah lansia dengan lebih ketat.

Di samping layanan yang diberikan oleh pemerintah, Ngabila menganjurkan jamaah untuk menghindari risiko tersebut dengan mengikuti tiap anjuran teknis yang diarahkan oleh ketua regu hingga petugas kloter setiap waktu agar kesehatan tetap terjaga.

“Pastikan untuk saling peduli sesama jamaah untuk melaporkan kondisi kesehatan. Prinsip utama lebih baik mencegah daripada mengobati. Jangan terpisah dari rombongan, dan tidak malu bertanya,” kata Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Tamansari itu.

Jamaah juga dianjurkan melakukan senam peregangan dua jam sekali secara rutin, meminum segelas air per jam dan selalu memakai alat pelindung diri seperti topi, payung, kacamata hitam, masker, pakaian berwarna cerah, semprotan air, alas kaki, membawa paspor serta menggunakan gelang identitas di manapun berada.

Rekomendasi