ERA.id - Di masa pandemi COVID-19 seperti ini penggunaan masker sebagai cara memproteksi diri dari penularan virus korona penyebab COVID-19 sangat penting. Begitu juga dengan ragam jenis masker yang tersedia di pasaran. Salah satu yang populer adalah masker scuba.
Selain bentuknya yang elastis, masker jenis ini juga punya desain yang menarik dan tentunya sangat fashionable. Namun, bagaimana tentang efektivitas masker jenis scuba?
Dokter Rumah Sakit Akademik UGM Mahatma Sotya Bawono menegaskan bahwa masker scuba tidak efektif memberikan perlindungan dari penularan virus korona.
"Masker scuba memiliki efektifitas paling kecil hanya sekitar 0 sampai 5 persen sehingga tidak cukup untuk proteksi," kata dokter spesialis telinga, hidung, tenggorokan, kepala, dan leher ini melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, dikutip Antara, Jumat (19/9).
Baca Juga : Masker Dilapisi Tisu dan Dioleskan Minyak Kayu Putih Efektif Cegah COVID-19?
Pemakaian masker scuba, lanjut dia, kurang efektif melindungi area hidung dan mulut penggunanya dari kontak dengan percikan, tetesan, maupun partikel yang mungkin terpapar virus korona.
Oleh sebab itu, Mahatma tidak menyarankan pemakaian masker scuba sebagai alat pelindung dari penularan virus corona.
"Tidak disarankan pakai scuba atau buff masker karena kemampuan filter sangat kecil. Masyarakat disarankan memakai masker kain tiga lapis yang memiliki efektivitas penyaringan partikel 50-70 persen," tutur dia yang akrab disapa Boni ini.
Masker scuba, lanjutnya, dibuat dari bahan tipis elastis yang hanya terdiri dari satu lapisan kain. Selain itu, bahan yang elastis menjadikan masker memiliki kecenderungan menjadi longgar saat dipakai.
"Bahannya elastis sehingga serat atau pori-pori masker jadi longgar atau membesar. Jadi meski pakai scuba berlapis-lapis akan sia-sia karena bahannya melar," kata dia.
Ia menyampaikan penggunaan masker kain tiga lapis akan membantu mengurangi penularan virus korona dari orang ke orang.
Guna mencegah penyebaran virus korona, dia meminta masyarakat untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Selain menggunakan masker dari bahan yang tepat dan cara pemakaian yang benar, menurut dia, masyarakat diharapkan tetap menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjalani pola hidup bersih dan sehat.
Masker Scuba Dilarang
Sebelumnya, juru bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito merespons imbauan PT Kereta Commuter Indonesia agar masyarakat tidak mengenakan masker jenis scuba dan buff saat menumpang KRL. Masker jenis buff dan scuba memang terlalu tipis, sehingga kemungkinan virus untuk tembus lebih besar.
"Masker scuba atau buff terlalu tipis, sehingga kemungkinan tembus lebih besar," ujar Wiku dalam konferensi pers virtual di Jakarta dikutip dari Antara, Selasa (15/9).
Wiku mengatakan masker menjadi salah satu cara yang digunakan untuk mencegah penyebaran COVID-19. Masyarakat terutama yang ada di area publik dan melakukan interaksi, harus menggunakan masker.
"Masker yang baik adalah masker bedah dan biasa digunakan orang sakit atau memiliki gejala atau gunakan masker kain untuk masyarakat sehat, yang berbahan katun dan berlapis tiga," ujar dia.
Dia mengatakan kemampuan masker kain tiga lapis untuk filterasi atau menyaring partikel virus lebih baik karena jumlah lapisan lebih banyak dalam hal ini tiga lapisan berbahan katun.
"Maka, disarankan gunakan masker berkualitas, selain itu masker scuba sering mudah ditarik ke bawah dagu sehingga fungsi masker menjadi tidak ada. Gunakan masker yang tepat untuk bisa menutup batang hidung sampai mulut dan dagu serta rapat di pipi," paparnya.