Aturan Waktu Makan 20 Menit di Tempat Tuai Pro Kontra, Berapa Lama Durasi Makan yang Ideal?

| 30 Jul 2021 08:02
Aturan Waktu Makan 20 Menit di Tempat Tuai Pro Kontra, Berapa Lama Durasi Makan yang Ideal?
Meme makan 20 menit di warteg (Foto: Twitter/txtdrbekasi)

ERA.id - Selama penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 4, pemerintah pusat telah menetapkan untuk membatasi aktivitas makan di tempat bagi para pelanggan di restoran atau warung makan, seperti warteg selama 20 menit.

Namun, kebijakan ini menuai sorotan bagi masyarakat Indonesia. Sejak aturan itu diluncurkan, pro dan kontra bermunculan dikalangan masyarakat terlihat dari ramainya meme-meme yang ramai dimedia sosial.

Bahkan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga dijadikan bahan meme netizen terkait aturan makan di tempat selama 20 menit. Disisi lain, ada juga netizen yang merespon baik terhadap kebijakan tersebut agar efektif memutus mata rantai Covid-19.

Meme Anies Baswedan makan 20 menit (Foto: Twitter/alpokatmentega)
Meme Anies Baswedan makan 20 menit (Foto: Twitter/alpokatmentega)

Tapi, banyak juga yang menilai makan 20 menit ditempat terlalu cepat. Lantas, berapa lama durasi efektif yang dibutuhkan untuk melahap makanan di warung makan maupun restoran sebenarnya?

Seseorang yang makan dengan cepat dapat menghabiskan kurang dari 20 menit untuk menyatap makanan. Makan lambat memungkinkanmu merasa lebih puas. Sebuah studi menyatakan menyantap makanan dengan durasi waktu yang lambat dapat menekankan penambahan berat badan sekaligus mencegah obesitas.

“Durasi makan yang pas adalah lebih dari 20 menit dan idealnya sekitar 30 menit,” kata psikolog, Leslie Heinberg dikutip dari Cleveland Clinic, dikutip Jumat (30/7/2021).

Sebuah studi menunjukkan makan lebih lambat dapat dikaitkan dengan risiko obesitas. Peneliti dari universitas di Jepang melakukan penelitian kepada 59.717 orang pengidap diabetes tipe 2. Penelitian ini menggambarkan diri sebagai pemakan cepat, pemakan sedang atau pemakan lambat.

Ilustrasi perempuan (Foto: Unsplash/Jarritos Mexican Soda)
Ilustrasi perempuan (Foto: Unsplash/Jarritos Mexican Soda)

“Orang yang paling lambat makannya memiliki risiko obesitas paling rendah. Orang yang menggambarkan dirinya sebagai pemakan sedang memiliki risiko sedikit lebih tinggi, tetapi risiko tertinggi adalah pada kelompok yang makan cepat,” ujar Leslie Heinberg.

Leslie Heinberg menunjukkan hasil penelitian menunjukan orang yang makan dengan cepat cenderung memiliki berat badan lebih. Pemakan cepat dapat mengonsumsi lebih banyak makan selama 20 menit ketimbang pemakan lambat.

Seseorang yang melahap makanan dengan durasi waktu 20 menit akan merasa kenyang, akan tetapi beberapa jam kemudian lapar lagi dan tidak nyaman. Sementara, melahap makanan lambat memungkinkan diri lebih puas dan rasa kenyang yang lama.

Rekomendasi