ERA.id - Dalam kondisi normal, sistem imun bisa melindungi tubuh karena memiliki kekebalan tubuh. Sayangnya, jika seseorang alami penyakit autoimun, seperti lupus, sistem imun justru berbalik jadi menyerang sel, jaringan hingga organ tubuh.
Lupus suatu kondisi autoimun yang menyebabkan rasa sakit, masalah banyak organ dan sistem tubuh, peradangan, dan komplikasi yang berkisar dari ringan hingga mengancam jiwa. Kali ini, Dokter spesialis anak konsultan, Nia Kurniyati memapaparkan penyakit lupus secara detail. Mulai dari pengertian, penyebab, gejala hingga pengobatan penyakit lupus.
"Lupus adalah salah satu penyakit yang mengenai sistem imun yang dikenal sebagai autoimun. Pengertian dari autoimun adalah sistem imun manusia yang harusnya menjaga kesehatan manusia, berbalik menyerang tubuh sendiri. Yang tampak seperti terjadi radang inflamasi dan kerusakan berbagai jaringan tubuh," ungkap Nia Kurniyati melalui acara virtual Peluncuran Aplikasi LUPUSKU: Aplikasi bagi Anak Pejuang Lupus pada Senin (8/11/2021).
Lebih lanjut, Nia menjelaskan bahwa lupus bisa dialami siapa, namun penyakit ini justru lebih sering dialami oleh perempuan. Sampai saat ini, penyebab lupus belum diketahui secara pasti. Namun, kombinasi dari faktor genetik dan lingkungan sering dikaitkan dengan terjadinya lupus.
"Memang pria juga banyak terkena lupus. Tetapi, setelah perbutas ternyata perempuan lebih banyak yang terkena lupus. Lupus juga ditemukan pada satu keluarga besar meski sampai saat ini pola penurunan belum jelas. Saudara kandung, anak, atau sepupu penderita lupus tidak berarti ada kemungkinan terkena lupus," ucapnya.
Selain faktor genetik dan lingkungan, penyebab penyakit lupus adalah stres, cahaya matahari, hormon, merokok, obat-obatan, virus, hingga sistem imun yang tidak bekerja dengan baik.
"Penyebab lupus adalah penyakit yang kompleks dan belum sepenuhnya dimengerti. Lalu, genetik, stres pikiran, pajanan cahaya matahari, hormon, merokok, obat-obatan tertentu dan virus penyebab infeksi, belum terbukti menjadi penyebab langsung," paparnya.
"Sistem imun tubuh tidak bekerja seperti seharusnya. Selanjutnya, antibodi yang diproduksi menyerang tubuh sendiri, sehingga dinamakan auto antibodi. Salah satu antibodi adalah Antinuclear Antibody (ANA), dsDNA, dan berbagai autoantibodi lain. Karena, bereaksi pada partikel dari inti sel yang rusak," tambahnya.
Nia juga menjelaskan gejala lupus yang dirasakan dari luar maupun dalam tubuh. Mulai dari rasa nyeri, bercak merah di wajah, nyeri dada, rambut rontok hingga kelelahan yang luar biasa.
"Gejala lupus itu seperti bengkak atau nyeri sendi disertai nyeri otot, demam yang tak diketahui penyebabnya, bercak merah dikulit terutama kulit wajah (seperti kupu-kupu), nyeri dada terutama saat napas panjang, rambut rontok lebih dari biasanya," tuturnya.
"Jari tangan dan kaki menjadi pucat atau keunguan bila ada pajanan terhadap stres atau dingin, sensitivitas terhadap matahari, bengkak di tungkai bawah atau sekitar mata, sariawan, pembengkakan kelenjar getah bening, kelelahan luar biasa," lanjutnya.
Jika kamu mengalami gejala tersebut, sebaiknya melakukan berbagai beberapa pemeriksaan untuk memastikan lupus atau tidak. Lupus tak bisa dicegah, namun kamu bisa mencegah kambuhnya keluhan dan gejala dengan menerapkan gaya hidup sehat hingga melakukan kontrol kesehatan dokter.
"Harus dilakukan penyelidikan, diawal adalah mendaftar gejala dan tanda yang ditemukan, pemeriksaan darah, urin, ronsesn dada, skrining TBC, skrining infeksi lain, konsultasi ke jantung, konsultasi ke mata, hingga nefrologi," ucapnya.