ERA.id - Sirkumsisi atau sunat tidak saja perihal menjalankan perintah agama, tetapi juga memberikan manfaat untuk kesehatan dan kehidupan, salah satunya kualitas kehidupan seksual.
Pernyataan itu dibenarkan oleh dokter spesialis Bedah Saraf sekaligus pendiri Rumah Sunat dr. Mahdian, yakni dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS.
Kata Mahdian, berdasarkan penelitian ditemukan fakta bahwa kepuasan seksual dari pasangan yang disunat lebih baik dibandingkan tidak disunat.
"Sampelnya diambil dari orang sebelum dan setelah disunat, secara subjektif dia merasa lebih baik kualitas seksualnya setelah disunat," kata Mahdian di Jakarta, Senin (13/6/2022).
Tidak saja itu, sirkumsisi juga menghindari risiko infeksi dan penyakit dari sisa kotoran yang terkumpul di kulup atau preputium. Ketika ada tumpukan kotoran di kulup pada penis yang belum disunat, kotoran itu bisa berpindah saat bersenggama dan menimbulkan risiko kanker serviks pada pasangan.
"Yang berisiko kena kanker itu perempuan. Kanker serviks saat diteliti pada pasangan yang suaminya tak disunat (angka) lebih tinggi. Dampak penyebabnya kotoran di lipatan kulit yang sulit dibersihkan, kalau disunat risiko berkurang," tambahnya, seperti dikutip dari Antara.
Sunat mampu mengurangi risiko penularan penyakit, seperti HIV dan hepatitis. Sebab, risiko cedera dan iritasi luka pada penis ketika senggama lebih besar pada orang yang belum disunat. Dengan berkurangnya risiko muncul luka, maka risiko penularan penyakit juga berkurang.
Risiko tertular HIV berkurang hingga 70 persen pada pria yang disirkumsisi dan sunat menurunkan risiko terjadinya penyakit yang ditularkan secara seksual.
Di era sekarang, banyak yang mengidap penyakit infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh kuman di kulit penis. Sunat juga bermanfaat dalam mengurangi risiko penyakit tersebut. Anak tidak disunat bisa mempunyai risiko terkena ISK lebih besar 3—10 kali dibandingkan mereka yang disunat pada tahun pertama kehidupan.