Deteksi Risiko Penyakit di Hari Tua Lewat Pemeriksaan Genetik Lewat Sampel Air Liur

| 19 Jun 2022 05:55
Deteksi Risiko Penyakit di Hari Tua Lewat Pemeriksaan Genetik Lewat Sampel Air Liur
Ilustrasi orang tua (Unsplash/Nima Sarram)

ERA.id - Memasuki usia tua, potensi terkena penyakit degeneratif sangat mungkin terjadi. Mengingat, penyakit degeneratif yang dipicu oleh menurunnya fungsi sel pada organ-organ tubuh.

Namun, di zaman yang semakin maju ada banyak cara untuk mengetahui kondisi kesehatan untuk mencegah datangnya berbagai penyakit. Salah satunya dengan melakukan pemerisaan genetik.

Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Sie Djohan mengatakan, pemeriksaan genetik terbaru di Indonesia dapat menganalisa variasi DNA yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak serta risiko terhadap penyakit degeneratif yang kerap kali menyerang usia lanjut dan produktif.

"Pelayanan pemeriksaan genetik untuk menunjang personalized lifestyle hingga activity atau study plan yang berperan dalam optimalisasi kualitas hidup seseorang,” ujar Sie Djohan saat ditemui Era.id belum lama ini.

Proses pemeriksaan genetik ini dilakukan hanya dengan menggunakan air liur (kandungan DNA dari dinding mukosa mulut) dan ditampung dalam kit lengkap dengan pengawetnya. Kemudian, hasil tes akan tersedia 3-4 minggu setelah sampel diterima oleh Laboratorium.

Kemudian, hasil tes akan tersedia 3-4 minggu setelah sampel diterima oleh Laboratorium. Seluruh hasil pemeriksaan genetik yang diterima selanjutnya akan dikonsultasikan dengan profesional, yang akan memberikan rekomendasi gaya hidup atau aktivitas dan studi yang tepat bagi pasien untuk mendapatkan hidup yang lebih berkualitas.

Dokter Spesialis Gizi Klinis, dr. Cindiawaty Pudjiadi, Sp.GK., mengatakan bahwa satu individu manusia bersifat unik, dan keunikan ini dapat dinilai dalam DNA masing-masing.

“Selama kurang lebih lima tahun saya menggunakan metode gaya hidup, diet, dan olahraga terpersonalisasi dengan bantuan pemeriksaan genetik Nutrigenomik untuk kebutuhan para pasien saya. Hasilnya luar biasa memudahkan pasien dan saya sendiri dalam merekomendasikan gaya hidup yang paling tepat,” ungkap dr. Cindi.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Reza Nugraha Yulisar, Sp.PD., MARS, menambahkan, selama ini masyarakat terlalu fokus dalam pengobatan, namun tentu pengobatan lebih mahal daripada pencegahan. Kini, ada solusi dengan bantuan pemeriksaan genetik yang dapat memprediksi dan menilai kecenderungan suatu risiko penyakit degeneratif.

“Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan tekonologi ini untuk bersama-sama melawan penyakit degeneratif dalam menyongsong masa tua, dengan angka harapan hidup yang lebih lama dan sejahtera,” kata dr. Reza.

Pemeriksaan genetik ini mengcover lebih dari 1800 gen marker yang berhubungan dengan 34 risiko penyakit degeneratif, termasuk risiko katarak, batu ginjal, kebotakan, penurunan fungsi kognitif, hingga gangguan tidur.

Wawasan tersebut memberikan informasi berharga tentang bagaimana merancang dan mempersonalisasi rekomendasi gaya hidup yang tepat, serta asupan nutrisi untuk mempertahankan vitalitas menuju tahun-tahun keemasan seseorang.

Pemeriksaan juga dilengkapi interpretasi dan konsultasi dengan seorang profesional. Keunggulan keduanya dibandingkan pemeriksaan lainialah dari segi pemilihan gen yang secara penelitian sudah dikurasi dari 8000 scientific paper, database genetic yang multi-etnis, dan bio-informatika yang sudah terpatenkan.

Rekomendasi