ERA.id - Benua Antartika, meski dikenal karena temperaturnya yang bisa mencapai -94,7 derajat Celsius dan letaknya yang jauh di ujung kutub selatan Bumi, adalah daratan es yang menarik minat banyak orang. Kabarnya 1.000 hingga 5.000 orang, yang terdiri dari para peneliti dan staf, tinggal di stasiun-stasiun riset di Antartika.
Belum lagi sejumlah penjelajah, datang dalam grup atau sendirian, berusaha menaklukkan Antartika, daratan yang secara total memiliki luas 14,2 juta kilometer ini.
Permasalahannya, dimanapun ada manusia, di situ akan ada sisa kotoran manusia. Buang air besar (BAB) atau kencing adalah 'panggilan alam' manusia yang tak bisa (baca: tak boleh) diganggu gugat, tak terkecuali di antah berantah Antartika.
Namun, itu bukannya tak mustahil dilakukan. Para pengelana Antartika telah berhasil menjalaninya.
"Wajar bila seseorang bingung tentang cara praktis menggunakan toilet dan menjaga higiene pribadi di tengah cuaca ekstrem," tulis Bex Band, seorang penjelajah asal Inggris dan pendiri komunitas penjelajah perempuan, Love Her Wild.
"Tidak ada cara yang paling tepat, yang penting kamu memraktekkan prinsip 'Leave no Trace' atau meninggalkan suatu kawasan dalam kondisi sealamiah mungkin."
Cara-cara tersebut bisa dilakukan dalam beberapa opsi.
1. Memakai Kantong Kotoran
Antartika adalah daratan yang ditutupi es dengan ketebalan hingga 1,9 kilometer. Ditambah dengan cuaca yang kering, dan suhu mencapai -94,7 derajat Celsius, bakteri yang membantu proses pembusukan kotoran manusia, atau 'feses', pun tidak bisa bekerja. Maka, membuang kotoran langsung ke lingkungan sangat dilarang.
Seorang mahasiswa Teknik Geologi dan Hidrogeologi Universitas Gadjah mada, Angga Putra Pratama, yang pernah mengikuti sebuah penelitian di Antartika, pun mengatakan bahwa para peneliti harus membungkus feses dan air kencingnya dalam sebuah wadah.
"Mereka tidak diperbolehkan membuang kotoran mereka langsung ke lingkungan. Mereka harus menampung kotoran mereka di sebuah kantong dan nantinya dikumpulkan di basecamp kapal yang fasilitasnya lebih memadai," tulis Angga di Quora.
2. Membuat Toilet Komunal
Wendy Searle, perempuan yang pernah menjelajah kutub selatan di tahun 2020, mengatakan bahwa untuk BAB di tengah Antartika, ia dan timnya membuat sebuah toilet untuk digunakan bersama-sama.
Hal serupa juga disampaikan oleh Jo Bradshaw, perempuan yang berpengalaman melakukan pendakian di tujuh puncak tertinggi di dunia. Ia mengatakan bahwa biasanya di tiap kamp akan ada tempat khusus untuk BAB.
3. Botol Air Kencing
Masih oleh Jo Bradshaw, ia mengatakan bahwa seorang penjelajah kawasan ekstrem seperti Antartika harus mempersiapkan botol air kencing.
"Gunakan botol air kencing berukuran besar untuk ditaruh di dalam tendamu. Namun, sebelumnya, biasakan dirimu menggunakan alat ini di rumah," kata dia.
Jo mengatakan bahwa urusan kencing seharusnya tidak terlalu dibesar-besarkan saat seseorang ada di alam bebas. Ia mengatakan bahwa seseorang pun harus menerima bahwa ada beberapa aspek privasi yang harus ditinggalkan seseorang ketika menunaikan 'panggilan alam' bersama sebuah tim.
"Jangan juga tergoda untuk tidak minum hanya demi tidak kencing. Karena itu hanya akan membuatmu menemui masalah," kata dia.