Update Tragedi Itaewon: Rumah Sakit Kewalahan Tangani Korban hingga UGD Penuh

| 01 Nov 2022 13:21
Update Tragedi Itaewon: Rumah Sakit Kewalahan Tangani Korban hingga UGD Penuh
Rumah sakit itaewon (Instagram: Yonhap_News)

ERA.id - Pihak rumah sakit yang berada di sekitar Itaewon mengaku kewalahan saat menerima para korban. Bahkan Unit Gawat Darurat (UGD) tidak dapat menampung banyak korban dari tragedi Itaewon. 

Salah satu rumah sakit yang kewalahan menangani korban tragedi Itaewon ialah Rumah Sakit Universitas Soonchunhyang. Korban yang semula berjumlah 50-an, dalam waktu singkat melonjak menjadi ratusan. 

“Ini bukan pasien yang terluka ringan. Mereka adalah pasien CPR. Tidak banyak rumah sakit yang bisa menampung puluhan pasien seperti itu sekaligus,” kata seorang petugas pemadam kebakaran Seoul yang melakukan upaya penyelamatan, dikutip Korea Herald, Selasa (1/11/2022). 

Lalu, kata petugas, pada malam kejadian tidak ada rumah sakit yang menampung korban secara berlebihan. Rata-rata korban tersebar di berbagai rumah sakit di sekitar Itaewon. 

“Dalam situasi seperti ini, pasien tersebar di rumah sakit yang berbeda sehingga tidak ada satu rumah sakit yang menanggung beban yang tidak proporsional. Itu adalah protokol yang biasa,” katanya. 

Diketahui korban yang tiba di rumah sakit memiliki kondisi serius lantaran sempat kehabisan nafas dan mendapat pertolongan pertama melalui CPR. Menurut Dr. Ha Sang-ook, kepala departemen darurat Pusat Medis Universitas Hallym, CPR dilakukan selama kurang lebih 20 hingga 30 menit untuk menentukan kondisi pasien. 

“Kompresi dada yang terlibat dalam CPR adalah proses yang memakan waktu, diberikan selama 20 hingga 30 menit, sebelum memutuskan apakah pasien tidak dapat diobati,” ucap Ha. 

“Ini jelas bukan pekerjaan satu orang,” tambahnya. 

Dokter Ha juga menjelaskan untuk setiap pasien yang mengalami henti jantung dibutuhkan sedikitnya empat tenaga medis untuk menangani. Namun bila pasien henti jantung datang secara bersamaan dibutuhkan tenaga yang lebih besar hingga membuat UGD kewalahan. 

“Jika beberapa pasien serangan jantung tiba secara bersamaan, maka satu UGD tidak dapat menanganinya,” jelasnya. 

Berdasarkan skala triase yang digunakan di UGD nasional, pasien serangan jantung diklasifikasikan di tingkat atas. Tetapi Ha menjelaskan bahwa sangat jarang pihak UGD menerima pasien CPR dalam waktu yang bersamaan. 

Direktur perawatan kesehatan darurat Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan, Kim Eun-young, mengatakan bahwa pasien Itaewon ditampung di rumah sakit yang berbeda berdasarkan data kapasitas, dan bahwa distribusi pasien adalah bagian dari sistem.

“Bahkan jika ada rumah sakit di dekatnya, jika terjadi lonjakan pasien darurat secara tiba-tiba, mereka dapat kehabisan tempat tidur atau petugas kesehatan, dalam hal ini mereka akan dirawat di rumah sakit lain,” kata Kim. 

Menurut data terbaru, korban tragedi Itaewon bertambah menjadi 154 orang tewas dan 149 orang terluka. Dari korban terluka sedikitnya 33 orang dalam kondisi kritis. 

Rekomendasi