6 Mitos Gerhana Bulan yang Hidup di Berbagai Negara

| 08 Nov 2022 17:08
6 Mitos Gerhana Bulan yang Hidup di Berbagai Negara
Ilustrasi gerhana Bulan total (antaranews)

ERA.id - Malam ini, 8 November, wilayah Indonesia akan mengalami fenomena astronomi yang cukup langka, yaitu gerhana Bulan total. Ini merupakan fenomena alam yang normal, tetapi mitos gerhana Bulan hidup di sebagian masyarakat dunia.

Dalam pandangan ilmiah, gerhana Bulan total terjadi karena cahaya Matahari terhalangi oleh Bumi sehingga tidak ada cahaya yang bisa menyentuh permukaan bulan. Gerhana bulan terjadi ketika Bulan, Bumi, dan Matahari berada pada satu garis lurus (Bumi ada di tengah). Seluruh permukaan Bulan akan berada dalam bayangan inti atau umbra Bumi.

Fase gerhana bulan total (antarafoto)

Ilmuan telah menemukan penjelasan ilmiah terkait gerhana Bulan total. Meski demikian, dahulu mitos terkait fenomena alam ini terdengar nyaring dan memengaruhi masyarakat, beberapa di antaranya bahkan masih hidup hingga saat ini. Dikutip Era dari kompas, berikut adalah beberapa mitos gerhana Bulan di dunia.

Mitos gerhana Bulan di Berbagai Negara

1. Bulan dan Matahari bertempur

Terdapat mitos yang tersebar di masyarakat Batammaliba di Togo dan Benin, Afrika. Disebutkan bahwa gerhana Bulan terjadi ketika Bulan sedang bertempur dengan Matahari. Masyarakat kemudian mendorong Bulan dan Matahari berhenti bertempur.

Ketika gerhana Bulan terjadi, masyarakat Afrika memandang hal tersebut sebagai momen untuk menyelesaikan permusuhan dan kemarahan lama. Mitos tersebut masuh dipercaya oleh masyarakat hingga saat ini. Ketika gerhana Bulan terjadi, ritual kuno dipadukan dengan pengamatan para ahli sains kontemporer.

2. Portal ke kehidupan lebih baik

Penduduk asli Amera di India masih memiliki kepercayaan bahwa gerhana Bulan total membuka portal untuk masuk ke kehidupan yang lebih baik. Ketika gerhana Bulan total terjadi, banyak orang yang membersihkan energi tubuhnya dengan baik.

3. Jaguar menyerang Bulan

Dilansir National Geographic, David Dearborn, peneliti dari Lawrence Livermore National Laboratory, California, menjelaskan bahwa suku Inca memiliki mitos tersendiri terkait gerhana Bulan. Salah satunya adalalah penyebab gerhana, yaitu Bulan diserang dan dimakan jaguar. Serangan dari jaguar menjadi menjadi latar belakang Bulan berwarna karat saat gerhana total terjadi. 

Tak berhenti di situ. Mitos di masyarakat suku kuno itu berlanjut kepada ketakutan publik sebab setelah memakan Bulan, jaguar akan memakan Bumi. Demi mencegah hal tersebut, suku Inca mencoba mengusir jaguar dengan mengayunkan tombak ke Bulan dan menciptakan banyak suara bising. Untuk menciptakan kebisingan, mereka juga memukuli anjing mereka agar melolong dan menggonggong.

4. Gerhana bisa berbahaya untuk ibu hamil

Mitos ini tersebar di sejumlah wilayah di India. Disebutkan bahwa gerhana Bulan dan gerhana Matahari bisa mengancam keselamatan ibu hamil. Oleh sebab itu, banyak orang tua yang melarang anaknya yang sedang hamil keluar rumah saat gerhana terjadi. Beberapa penduduk asli masih percaya dengan mitos tersebut.

5. Mandi saat gerhana bisa membawa sial

Masih di India. Sebagian masyarakat di negara tersebut percaya bahwa mandi selama gerhana akan membawa sial berkepanjangan. Mereka akan mandi setelah gerhana terjadi dan memakai pakaian terbaik mereka agar memiliki kehidupan yang lebih baik.

6. Membunuh bakteri

Dilansir Hindustan Times, masyarakat India punya kepercayaan bahwa sinar Bulan dan Matahari saat gerhana memberikan ultraviolet khusus yang bisa membunuh mikroorganisme pada makanan. Oleh sebab itu, masyarakat mengeluarkan bahan makanan ke halamam rumah agar terbebas dari penyakit akibat mikroorganisme.

Itulah beberapa mitos gerhana Bulan yang pernah ada di berbagai negara. Fenomena alam ini sudah bisa dijelaskan secara ilmiah, tetapi sebagian masyarakat masih merawat mitos-mitos tersebut. Dalam sudut agama Islam, fenomena alam ini disikapi dengan salat gerhana

Rekomendasi