ERA.id - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida memperingatkan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bahwa invasi Rusia ke Ukraina telah membuka era baru yang berbahaya dan dapat memperkuat China, Jumat (13/1/2023).
Biden menyambut Kishida di Gedung Putih dan memuji pengumuman Jepang bulan lalu bahwa mereka akan menggandakan pengeluaran pertahanan selama lima tahun ke depan dan mengembangkan kemampuan baru.
"Biar saya perjelas, AS sepenuhnya berkomitmen pada aliansi dan yang lebih penting untuk pertahanan Jepang," kata Biden seperti dilansir dari CNA.
Jepang mulai bersikap tegas setelah China dengan cepat memperluas militernya dan Korea Utara tanpa henti melakukan uji coba rudal.
Kishida menyebut strategi pertahanan Jepang sebagai titik balik bersejarah dalam aliansi AS-Jepang dalam pidatonya setelah pertemuan di Gedung Putih.
"Agresi Rusia terhadap Ukraina telah menandai akhir dunia pasca Perang Dingin," kata Kishida di Fakultas Studi Internasional Lanjutan Universitas Johns Hopkins.
"Jika kita membiarkan perubahan sepihak dalam status quo dengan paksa ini tidak tertandingi, itu akan terjadi di tempat lain di dunia, termasuk Asia," lanjutnya.
Hubungan dengan China, kata Kishida, "merupakan tantangan paling kritis bagi Jepang dan AS".
Jepang telah bergabung dengan Barat dalam menjatuhkan sanksi terhadap Rusia dan telah memberikan bantuan kemanusiaan ke Ukraina sejak Presiden Rusia Vladimir Putin menginvasi negara itu pada Februari 2022.
Kishida menyebutnya sebagai "pergeseran besar" dalam kebijakan Jepang terhadap Rusia setelah pembicaraan yang gagal untuk menyelesaikan sengketa atas pulau-pulau yang direbut oleh pasukan Soviet tak lama setelah penyerahan Tokyo pada tahun 1945.
"Partisipasi Jepang dalam langkah-langkah melawan Rusia mengubah perang melawan agresi Rusia melawan Ukraina dari transatlantik menjadi global," tandas Kishida.