ERA.id - Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence pada Rabu kemarin, resmi berkampanye untuk pemilihan presiden 2024 dan berjanji akan mengubah AS agar menghormati konstitusi dan nilai-nilai konservatif.
Pencalonan Pence menambah daftar para kader Partai Republik AS (Republikan) yang bersaing untuk bisa ditunjuk mewakili partainya dalam Pemilu Presiden AS pada November 2024.
Pence menyatakan siap menantang mantan bosnya, Trump, yang bekerja bersamanya di Gedung Putih selama empat tahun hingga 2021. Pasangan itu menjabat sebagai presiden dan wakil presiden AS pada periode 2017-2021.
Pence menjadi wakil presiden pertama dalam politik modern AS yang akan menantang mantan pasangannya.
"Saat ini partai kita dan negara kita membutuhkan seorang pemimpin yang akan memikat, seperti yang dikatakan Lincoln, 'sifat-sifat malaikat yang lebih baik dalam diri kita'," kata Pence dalam sebuah video yang dirilis Rabu menjelang kampanyenya di Iowa.
Iowa adalah negara bagian AS pertama yang akan menggelar pemungutan suara untuk menentukan calon presiden dari Partai Republik.
Dalam pidatonya kepada para pendukungnya, Pence mengatakan bahwa Trump telah memaksanya untuk memilih antara menjadi presiden pada saat itu dan konstitusi, menyusul kekalahan mereka pada pemilu 2020.
"Siapa pun yang menempatkan dirinya melangkahi konstitusi, tidak boleh menjadi presiden Amerika Serikat, dan siapa pun yang meminta orang lain untuk menempatkan dirinya melampaui konstitusi, tidak boleh menjadi presiden Amerika Serikat lagi," ujar Pence.
Sejak meninggalkan jabatannya, Pence, seorang konservatif yang juga pernah menjabat sebagai anggota kongres Indiana dan gubernur, telah menjaga jarak dari Trump.
Pada Maret, dia melontarkan komentar pedas soal peran mantan presiden itu dalam serangan di Gedung Capitol pada Januari 2021.
Pence (64 tahun) mengatakan pada saat itu bahwa perintah Trump terhadap para perusuh di Gedung Capitol dan perkataannya yang gegabah dan mengarah pada serangan telah "membahayakan keluarga saya dan semua orang di Capitol pada hari itu."
Di antara sejumlah bakal calon presiden dari Partai Republik, jajak pendapat menunjukkan bahwa hanya Trump dan Gubernur Florida Ron DeSantis yang berhasil meraih dukungan dua digit.
Pada Rabu (7/6), Gubernur Dakota Utara Doug Burgum juga bergabung dalam pencalonan dari Partai Republik.
Sementara itu, Partai Demokrat memiliki lebih sedikit kandidat bakal calon presiden pada pilpres 2024. Presiden Joe Biden (80 tahun), yang meluncurkan kampanye pencalonannya untuk kedua kalinya pada akhir April, sejauh ini tidak memiliki saingan berat.
Namun, jajak pendapat menunjukkan bahwa dukungan publik untuk upaya Biden memenangi masa jabatan kedua di Gedung Putih, masih belum meyakinkan, bahkan di kalangan Demokrat sendiri.
Sumber: Kyodo-OANA