ERA.id - Lebih dari 20 ribu anggota Serikat Kereta Api, Maritim, dan Transportasi (RMT) di 14 perusahaan kereta api melakukan mogok kerja pada Kamis (20/7/2023) sebagai bagian dari perselisihan jangka panjang mengenai kondisi kerja, gaji dan keamanan kerja.
Pemogokan terjadi ketika bos kereta api mengumumkan lebih dari 2.000 Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan penutupan seribu kantor tiket di seluruh jaringan kereta api di Inggris.
Kereta Api Nasional telah memperingatkan para penumpang, mengatakan bahwa sebagian besar jalur kereta api akan berkurang layanannya atau tidak ada layanan sama sekali.
Meski para penyelenggara layanan itu berbasis di Inggris, beberapa penyelenggara menjalankan layanan ke Wales dan Skotlandia.
Sekjen RMT Mick Lynch mengatakan, "Saya bangga dengan anggota kami yang menunjukkan ketabahan dan tekad dalam perselisihan yang berkepanjangan ini. Anggota dan serikat kami tidak akan takut dengan para bos kereta api atau menteri pemerintah dan perselisihan kami akan berlanjut sampai kami dapat mencapai penyelesaian negosiasi."
Serikat pekerja tersebut mengatakan bahwa aksi mogok lebih lanjut direncanakan pada 22 dan 29 Juli.
Para komuter Inggris masih akan menghadapi gangguan layanan pada beberapa hari mendatang.
Pengemudi, yang tergabung dalam Asosiasi Insinyur Lokomotif dan Petugas Pemadam Kebakaran (ASLEF), tidak bekerja lembur di 15 perusahaan kereta api antara 17 Juli dan 22 Juli.
Tindakan ASLEF bukanlah mogok penuh tetapi bisa menyebabkan beberapa pengurangan jadwal dan pembatalan pada menit-menit terakhir.
Pemogokan kereta api dimulai pada Juni 2022 setelah anggota RMT melakukan aksi "walk out" karena ketidaksepakatan terkait bahasan gaji dan merencanakan perubahan praktik kerja.
Perselisihan di Skotlandia dan Wales diselesaikan oleh RMT pada Desember 2022, dan oleh ASLEF pada Mei 2023, sementara perselisihan di Inggris masih berlanjut sampai hari ini.