ERA.id - Beberapa jam setelah Ali Bongo diumumkan sebagai pemenang pemilihan presiden Gabon, para pemimpin militer mengumumkan kudeta melalui siaran TV nasional. Siapa Ali Bongo dan dan mengapa militer merebut kekuasaan?
Para tentara pemberontak di Gabon mengatakan bahwa pemimpin pasukan elit akan memimpin negara di Afrika Tengah tersebut. Para pemimpin kudeta militer mengumumkan di televisi bahwa Jenderal Brice Clotaire Oligui Nguema telah dipilih sebagai presiden komite transisi yang bertugas memimpin Gabon.
Siapa Ali Bongo?
Keluarga Ali Bongo telah memegang kekuasaan di Gabon selama 55 tahun. Ayahnya, Omar Bongo, menjadi presiden negara itu dari tahun 1967 hingga kematiannya pada tahun 2009.
Ali Bongo, yang kini berusia 64 tahun telah memerintah sejak ayahnya meninggal, tetapi pengambilalihan kekuasaannya tidak disambut baik oleh banyak warga Gabon yang percaya bahwa kesuksesannya disebabkan oleh hubungan keluarga.
"Anak manja, lahir di Kongo-Brazzaville, dibesarkan di Prancis, hampir tidak bisa berbicara dalam bahasa asli, dan dengan penampilan seperti bintang hip-hop", begitulah cara koran Burkina Faso, L'Observateur Paalga, menggambarkan Ali Bongo.
Bongo pergi ke sekolah di Prancis dan kemudian belajar hukum di Sorbonne, Paris. Dia memasuki dunia politik setelah lulus dan bergabung dengan Partai Demokrat Gabon pada tahun 1981.
Selama masa kepresidenan ayahnya, Bongo menjadi menteri urusan luar negeri dan menteri pertahanan. Selain itu, Bongo juga mewakili kota Bongoville di Majelis Nasional negara tersebut.
Bongoville awalnya bernama Lewai hingga diubah namanya menjadi Bongoville dan diperluas setelah Omar Bongo menjadi presiden.
Ali Bongo lahir dengan nama Alain Bernard Bongo tetapi mengubah namanya menjadi Ali pada tahun 1973, ketika dia dan ayahnya menjadi mualaf dan beragama Islam.
Pada tahun 1977, Bongo merilis sebuah album funk berjudul "A Brand New Man," yang diproduksi oleh mantan manajer James Brown, Charles Bobbit.
Namun beberapa waktu lalu, tepatnya pada tahun 2018 Ali Bongo mengalami stroke dan menghabiskan berbulan-bulan di luar negeri untuk pemulihan.
Mengapa Terjadi Kudeta di Gabon?
Pasukan pemberontak menyatakan bahwa mereka merebut kekuasaan beberapa jam setelah adanya pengumuman jika Ali Bongo telah memenangkan 64% suara dalam pemilihan presiden dan memberinya masa jabatan ketiga.
Namun, kelompok oposisi berargumen bahwa hasil tersebut curang. Dalam pemilihan tersebut, Bongo menghadapi koalisi oposisi yang dipimpin oleh profesor ekonomi dan mantan menteri pendidikan Albert Ondo Ossa.
Hingga kemudian sebuah kelompok yang terdiri hampir dari sebelas tokoh militer senior mengumumkan kudeta melalui saluran TV nasional Gabon 24.
Kelompok tersebut memperkenalkan diri sebagai anggota dari Komite Transisi dan Pemulihan Institusi. Mereka mengatakan jika mewakili semua pasukan keamanan dan pertahanan di Gabon.
Anggota kelompok ini berasal dari pasukan kepolisian gendarme, pasukan pengawal republik, dan elemen-elemen lain dari pasukan keamanan.
Perlu diketahui, setiap pemilihan yang diadakan di Gabon (sejak negara ini kembali ke sistem multi-partai pada tahun 1990) selalu berakhir dengan kekerasan.
Bentrokan antara pasukan pemerintah dan para demonstran setelah pemilihan tahun 2016 menewaskan empat orang menurut data resmi, tetapi kelompok oposisi mengatakan jumlah korban sebenarnya lebih tinggi.
Kemudian kelompok lain dari tentara pemberontak mencoba kudeta pada Januari 2019, ketika Bongo sedang di Maroko dalam pemulihan dari stroke. Pemberontakan itu digagalkan ketika dua dari tersangka pelaku kudeta tewas dan lainnya ditangkap.
Setelah kudeta, Ali Bongo kini telah ditempatkan dalam tahanan rumah.
Selain siapa Ali Bongo, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…