ERA.id - Meta, perusahaan induk yang menaungi Instagram dan Facebook buka suara terkait hilangnya akun pro-Palestina. Meta menekankan akun tersebut sengaja dikunci lantaran ada indikasi peretasan.
Pihak Meta mengatakan bahwa mereka telah menonaktifkan akun tersebut karena masalah keamanan.
“Akun-akun ini awalnya dikunci karena alasan keamanan setelah ada tanda-tanda penyusupan, dan kami berupaya menghubungi pemilik akun untuk memastikan mereka memiliki akses,” kata juru bicara Meta Andy Stone dalam sebuah pernyataan, dikutip CNBC, Jumat (27/10/2023).
“Kami tidak menonaktifkan akun ini karena konten apa pun yang mereka bagikan,” tegasnya.
Andy Stone tidak memberi rincian lebih lanjut tentang penyelidikan Meta terhadap tanda-tanda penyusupan. Dia mengatakan penyelidikan terus berlanjut.
Namun Andy Stone menekankan sudah menghubungi pemilik akun untuk membantu mengaktifkan kembali.
“Kami telah membantu pemilik akun mendapatkan kembali akses dan mereka dapat mengaktifkan kembali akun mereka,” katanya.
Sebelumnya, akun Instagram pro-Palestina @eye.on.palestine yang memiliki lebih dari 6 juta pengikut di Instagram sebelum tiba-tiba menjadi gelap pada hari Rabu, menurut deskripsi yang diarsipkan di mesin pencari Google. Akun cadangan, @eye.on.palestine2, juga tidak tersedia pada hari Rabu, begitu pula akun Facebook terkait dan akun Threads.
Akun-akun tersebut fokus pada postingan media dari Gaza, termasuk video dan gambar orang-orang yang terluka. Materi tersebut umumnya belum diverifikasi oleh jurnalis internasional. Tidak jelas siapa atau berapa banyak orang yang memposting ke halaman tersebut.
Ketika mereka dikunjungi pada hari Rabu, halaman Instagram membalas pesan: “Maaf, halaman ini tidak tersedia.”
Gangguan terhadap akun tersebut telah memicu kemarahan di kalangan pengikutnya. Dalam postingan di X, beberapa pengikut menafsirkan hilangnya halaman tersebut sebagai contoh sensor anti-Palestina.
Pada bulan Mei, akun Telegram Eye on Palestine mengatakan telah menerima peringatan dari Instagram tentang adanya peretas yang mencoba mengakses akunnya. Akun Telegram Eye on Palestine tetap online pada Rabu malam dengan lebih dari 441.000 pelanggan.
Di X, akun @EyeonPalestine tercatat sudah tidak ada lagi. Tidak jelas kapan akun tersebut menghilang. Internet Archive menunjukkannya aktif pada 13 Oktober. X tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Berbagai akun semuanya terdaftar bersama dalam satu akun Linktree.
Memperoleh gambar, video, dan informasi lain dari Gaza terbukti sulit bagi jurnalis profesional dan pengguna media sosial karena pemadaman komunikasi dan listrik di wilayah tersebut, sehingga memicu minat terhadap akun mana pun yang mengklaim memiliki media terkini.