ERA.id - Pesawat-pesawat tempur Israel menembakkan serangkaian rudal besar-besaran di sekitar rumah sakit al-Quds di lingkungan Tel al-Hawa di barat daya kota Gaza. Serangan itu menyebabkan banyak orang, terutama anak-anak di Rumah Sakit ketakutan.
Militer Israel sebelumnya mengeluarkan perintah evakuasi untuk rumah sakit tersebut, namun staf mengatakan bahwa memindahkan ratusan pasien yang saat ini dirawat di sana tidak mungkin dilakukan. Seorang dokter di Rumah Sakit al-Quds yang tidak disebutkan identitasnya mengatakan semua orang ketakutan setelah ledakan terjadi.
"Semua orang, semua orang, terutama anak-anak ketakutan. Mereka (Israel) mengebom menara (perumahan) di belakang rumah sakit," kata dokter tersebut, dikutip BBC, Senin (30/10/2023).
Selain dokter yang bekerja di Rumah Sakit al-Quds, seorang saksi yang berada di wilayah sekitar mengatakan bahwa militer Israel mengebom dua menara tempat tinggal di belakang Rumah Sakit al-Quds.
"Mereka telah mengebom dua menara tempat tinggal dan sekarang mereka mengebom menara ketiga. Tuhan lindungi kami," kata saksi itu.
Rekaman yang diduga diambil dari dalam rumah sakit menunjukkan ruangan-ruangan dipenuhi debu dan jendela-jendela pecah. Mereka terlihat panik dan berusaha untuk menyelamatkan diri.
Sebelum serangan terjadi, ketua WHO Tedros Ghebreyesus menekankan bahwa Rumah Sakit al-Quds di Gaza tidak mungkin melakukan evakuasi terhadap pasien tanpa membahayakan nyawa.
"Kami tegaskan kembali tidak mungkin mengevakuasi rumah sakit yang penuh dengan pasien tanpa membahayakan nyawa mereka," kata Tedros Ghebreyesus di X, Senin (30/10/2023).
Tedros juga menekankan bahwa layanan kesehatan harus selalu dilindungi berdasarkan Hukum Humaniter Internasional. Bulan Sabit Merah Palestina juga mengatakan Israel mengancam akan mengebom fasilitas medis di Gaza dan menuntut 'evakuasi segera.'
"Kami menerima ancaman serius dari otoritas pendudukan untuk segera mengevakuasi Rumah Sakit Al-Quds di Jalur Gaza, karena rumah sakit tersebut akan dibombardir," kata organisasi kemanusiaan tersebut.
Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) juga menyuarakan keprihatinan mengenai masalah ini dan mendesak deeskalasi.
"Saya sangat terkejut mendengar tim Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina di Rumah Sakit Al-Quds pagi ini kembali diberitahu untuk segera melakukan evakuasi," kata Sekretaris Jenderal IFRC Jagan Chapagain.
"Saya tidak bisa menekankan hal ini lebih jauh lagi. Ada kebutuhan mendesak untuk melakukan deeskalasi guna melindungi nyawa warga sipil, rumah sakit, dan dokter," sambungnya.
Israel mengklaim Hamas beroperasi di bawah rumah sakit dan bangunan sipil lainnya, dan bahwa 'untuk membongkar Hamas, mereka harus membongkar terowongan bawah tanah'.
Israel telah membombardir Gaza sejak 7 Oktober ketika kelompok Palestina melakukan serangan lintas batas, menewaskan 1.400 orang, dan menyandera banyak orang.
Jumlah warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel di Gaza telah meningkat menjadi 8.005, termasuk 3.342 anak-anak, 2.062 wanita, dan 460 orang lanjut usia, menurut Kementerian Kesehatan.
Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, pada hari Sabtu mengumumkan “memperluas operasinya,” dan beralih ke “fase berikutnya dari perang kita melawan Hamas,” yang mencakup operasi darat.