Aksi Penembakan di Rumah Sakit Jepang Lukai Dokter dan Pasien, Pelaku Ngumpet di Kantor Pos

| 31 Oct 2023 17:00
Aksi Penembakan di Rumah Sakit Jepang Lukai Dokter dan Pasien, Pelaku Ngumpet di Kantor Pos
Penembakan rumah sakit Toda Jepang (Dok: Japan Times)

ERA.id - Teror penembakan dilaporkan terjadi di sebuah rumah sakit di Toda, Predektur Saitama, Jepang, Selasa (31/10/2023) sore waktu setempat. Seorang dokter dan pasien dilaporkan terluka akibat serangan tersebut.

Menurut keterangan pihak berwenang setempat, seorang tersangka yang diyakini berusia 50 hingga 70 tahun dilaporkan memasuki kantor pos pada pukul 14:15 waktu setempat. Media Jepang menayangkan rekaman seorang pria membawa pistol dan berdiri di pintu masuk kantor pos dekat Rumah Sakit Umum Toda Chuo tempat kedua orang tersebut ditembak.

Setidaknya satu orang dilaporkan menjadi sandera di dalam kantor pos. Sementara dua orang yang terluka telah diidentifikasi sebagai seorang dokter dan seorang pasien lanjut usia.

Dalam rekaman helikopter milik NHK, beberapa mobil polisi terlihat berjaga di sekitar kantor pos, memblokir jalan-jalan di dekatnya. Petugas juga terlihat memegang perisai saat memantau situasi yang terjadi.

Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo mengirimkan unit khusus yang menangani situasi penyanderaan dan insiden yang melibatkan penculikan untuk mendapatkan uang tebusan. Unit tersebut disebut “SIT”, yang merupakan singkatan dari Tim Investigasi Khusus.

Pihak berwenang juga meminta masyarakat yang tinggal dalam radius 300m dari kantor pos Warabi untuk meninggalkan daerah tersebut. Selain itu, bangunan-bangunan di dekatnya juga telah dikunci.

Pemerintah Kota Toda mengatakan dalam serangkaian postingan di media sosial bahwa tersangka, yang diyakini melarikan diri dengan sepeda motor, bertubuh sedang. Dia mengenakan jumper hitam pada saat kejadian.

Jepang dipuji sebagai salah satu negara teraman di dunia karena undang-undang pengendalian senjata yang ketat. Undang-undang tersebut pada dasarnya melarang warga negara untuk memiliki, membawa, atau membeli dan menjual senjata api. Mengimpor suku cadang senjata juga ilegal kecuali orang tersebut memiliki izin senjata.

Dalam sepuluh tahun terakhir, kasus penembakan berkisar antara 10 hingga 50 insiden setiap tahunnya. Kebanyakan dari mereka terkait dengan kelompok kejahatan terorganisir.

Pada tahun 2021, data terbaru lembaga kepolisian menunjukkan terdapat 177.719 senjata api berlisensi, terutama untuk keperluan berburu.

Rekomendasi