Ngotot Tolak Gencatan Senjata, Israel Bakal Pertimbangkan Jeda Konflik Sementara dengan Hamas

| 07 Nov 2023 12:25
Ngotot Tolak Gencatan Senjata, Israel Bakal Pertimbangkan Jeda Konflik Sementara dengan Hamas
Tangkapan layar wawancara Netanyahu (Dok:ABC News)

ERA.id - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan Israel akan mempertimbangkan 'jeda sementara' dalam konfliknya dengan Hamas. Jeda ini menjadi pertimbangan meski Israel tetap menolak keras seruan gencatan senjata.

Pertimbangan jeda sementara ini dikatakan Netanyahu untuk memfasilitasi masuknya bantuan ke Jalur Gaza dan pembebasan para sandera. Sedikitnya 240 orang telah menjadi sandera kelompok Hamas sejak konflik terjadi 7 Oktober lalu.

"Sejauh jeda taktis satu jam di sini, satu jam di sana, kita sudah mengalaminya sebelumnya. Saya kira kita akan memeriksa keadaan untuk memungkinkan barang-barang kemanusiaan masuk, atau sandera kita, sandera individu untuk dibebaskan," kata Netanyahu, dikutip ABC News, Selasa (7/11/2023).

Meski mempertimbangkan untuk mengambil jeda pada konflik yang terjadi, Netanyahu menegaskan pihaknya tidak akan melakukan gencatan senjata. Netanyahu mengatakan gencatan senjata secara umum akan menghambat upaya serangan negaranya.

“Tetapi menurut saya tidak akan ada gencatan senjata secara umum," tegasnya.

Presiden AS Joe Biden membahas jeda tersebut dan kemungkinan pembebasan sandera melalui panggilan telepon dengan Netanyahu pada hari Senin, menegaskan kembali dukungannya untuk Israel sambil menekankan bahwa Israel harus melindungi warga sipil.

Seperti Israel, AS khawatir Hamas akan memanfaatkan gencatan senjata penuh untuk berkumpul kembali. Menurut Netanyahu, saat konflik dengan Hamas berakhir, Israel akan memikul tanggung jawab keamanan secara keseluruhan di Gaza.

"Israel akan, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan memikul tanggung jawab keamanan secara keseluruhan (di Gaza) karena kita telah melihat apa yang terjadi jika kita tidak mempunyai tanggung jawab keamanan tersebut," ucapnya.

Organisasi-organisasi internasional mengatakan rumah sakit tidak dapat menangani korban luka dan makanan serta air bersih hampir habis dan pengiriman bantuan tidak mencukupi.

"Kita memerlukan gencatan senjata kemanusiaan segera. Sudah 30 hari berlalu. Cukup sudah. Ini harus dihentikan sekarang," kata pernyataan dari pimpinan beberapa badan PBB.

Sejak serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober, ketika para pejuangnya menewaskan 1.400 orang dan menyandera 240 orang, Israel telah membombardir daerah kantong tersebut dalam serangan yang menurut para pejabat kesehatan Gaza telah menewaskan lebih dari 10.000 warga Palestina, termasuk sekitar 4.100 anak-anak.

Rekomendasi