ERA.id - Pabrik gandum terbesar satu-satunya di Jalur Gaza, memutuskan untuk berhenti beroperasi setelah mengalami kerusakan parah akibat pengeboman besar-besaran tentara Israel pada Rabu.
Elias Awad, seorang distributor tepung di Gaza mengatakan pabrik gandum Al-Salam diserang oleh pasukan militer Israel pada Rabu (15/11/2023) waktu setempat. Akibat serangan tersebut, pabrik gandung terbesar dan juga satu-satunya di Gaza itu pun memutuskan untuk menghentikan pengoperasiannya.
"Pabrik gandum Al-Salam diserang artileri Israel pada Rabu malam, yang membuatnya berhenti beroperasi," sebut Elias Awad, dilansir Antara, Senin (20/11/2023).
Lalu, kata Awad, dia khawatir akan masa depan dari rakyat Gaza setelah penutupan pabrik tersebut. Hal ini karena menurut perjanjian internasional, pemerintah Palestina tidak dapat mengimpor tepung gandum dan sebaliknya harus membeli komoditas penting tersebut dari pedagang Israel.
"Jalur Gaza terikat dengan Otoritas Palestina, yang menurut Protokol Paris, pedagang Palestina tidak dapat mengimpor gandum langsung dari negara-negara penghasil gandum, melainkan membeli dari pedagang Israel dan menyimpannya di silo-silo," ujar Awad.
Dia mengatakan Al-Salam sebagai "pabrik terbesar di Jalur Gaza yang memproduksi tepung." Pabrik itu memiliki produksi dan gudang penyimpanan terbesar dengan kapasitas tujuh ribu ton, sebelum perang" kata dia.
"Kami biasanya memproduksi 350 ton tepung dan sekitar 100 ton pakan ternak." lanjutnya.
Sejak perang meletus, pabrik menerima solar dari Agensi Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) untuk menggiling tepung gandum dan komoditas lain.
"Sebelum perang, kami memproduksi lebih dari lima jenis tepung dan pakan ternak, dan kami bekerja 24 jam sehari. Selama perang, jam kerja kami berkurang menjadi 12 jam karena kami tidak dapat tidur di penggilingan akibat pengeboman di kawasan itu," kata Awad.
Pada Sabtu, UNRWA mengatakan "kurangnya pasokan, pengeboman tanpa henti dan putusnya komunikasi membuat pemberian bantuan kemanusiaan sangat sulit." Selain itu mengantre untuk mendapatkan roti menjadi mengkhawatirkan dan tidak aman setelah Israel mengebom sekitar 10 toko roti di Gaza."
Dalam konferensi pers Jumat, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan tidak ada toko roti yang buka di Jalur Gaza utara akibat tidak adanya bahan bakar, Hanya ada sembilan toko roti yang beroperasi di Gaza selatan, tambah dia.
Program Pangan Dunia PBB (WFP) juga memperingatkan pada Jumat bahwa Jalur Gaza akan menghadapi kelaparan yang meluas.