Dibebaskan Pasukan Hamas, Sandera Israel: Putri Saya Diperlakukan Seperti Ratu

| 28 Nov 2023 21:21
Dibebaskan Pasukan Hamas, Sandera Israel: Putri Saya Diperlakukan Seperti Ratu
Sandera dibebaskan (Dok: Brigade Al-Qasdam)

ERA.id - Seorang tahanan Brigade Al-Qasdam, Danielle Aloni, mengungkap perlakuan baik yang diterimanya dan putrinya yang disandera selama di Gaza. Aloni mengaku putrinya diperlakukan seperti seorang ratu selama menjadi sandera.

Surat tersebut, yang diterbitkan pada Senin malam oleh brigade tersebut, ditulis oleh Danielle Aloni atas nama dia dan putrinya Emilia (5), yang dibebaskan pada 24 November sebagai bagian dari kesepakatan jeda kemanusiaan di Gaza antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Brigade tersebut adalah sayap bersenjata Hamas.

Dalam surat tertanggal 23 November, Aloni menulis bahwa Emilia mengatakan para penculiknya "seperti orang tua baginya" dan bahwa dia "merasa kalian semua adalah temannya, bukan hanya teman, tapi benar-benar dicintai dan baik."

“Terima kasih atas waktu yang Anda habiskan sebagai pengasuh,” tulis Aloni.

“Anak-anak seharusnya tidak disandera, namun terima kasih kepada Anda dan orang-orang baik lainnya yang kami temui selama ini, putri saya merasa seperti seorang ratu di Gaza,” sambungnya.

Dia juga mengatakan perlakuan yang diterima putrinya "tidak meninggalkan trauma psikologis selamanya."

Aloni lantas berharap bisa menjadi teman baik dengan pasukan tersebut. Selain itu, dia turut mendoakan kesehatan bagi Brigade Al-Qasdam dan juga keluarga.

"Saya berharap di dunia ini kita benar-benar bisa menjadi teman baik," ungkapnya.

Berdasarkan kesepakatan pertukaran tahanan sejak Jumat lalu, 50 warga Israel dibebaskan dengan imbalan 150 wanita dan anak-anak Palestina dibebaskan dari penjara Israel.

Pembebasan tersebut dilakukan dalam empat gelombang selama empat hari masa jeda kemanusiaan, yang pada Senin malam diperpanjang selama dua hari tambahan.

Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober.

Sejak itu, penyakit ini telah menewaskan lebih dari 15.000 warga Palestina, termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 wanita, menurut otoritas kesehatan di wilayah tersebut.

Korban tewas resmi di Israel mencapai 1.200 orang.

Rekomendasi