Tuntut Pembatalan Larangan Konsumsi Daging Anjing, Ratusan Peternak di Korea Selatan Terlibat Bentrok dengan Aparat

| 30 Nov 2023 20:00
Tuntut Pembatalan Larangan Konsumsi Daging Anjing, Ratusan Peternak di Korea Selatan Terlibat Bentrok dengan Aparat
Daging anjing (Dok: freepik/wirestock)

ERA.id - Sekitar 200 peternak Korea Selatan yang membiakkan dan memelihara anjing untuk konsumsi manusia mengadakan unjuk rasa pada hari Kamis (30/11/2023) di dekat kantor kepresidenan di Seoul. Mereka menuntut pemerintah membatalkan rencana pelarangan praktik kontroversial yang sudah berusia berabad-abad tersebut.

Puluhan petani yang hendak melaju ke jalan depan Kantor Presiden dengan truk berisi anjing dalam kandang yang hendak dilepasliarkan di lokasi kejadian, dihalau oleh polisi yang memeriksa muatan yang ditutupi selimut.

Partai berkuasa yang dipimpin oleh Presiden Yoon Suk Yeol telah memperkenalkan rancangan undang-undang yang melarang pembiakan dan penjualan anjing untuk konsumsi dan menawarkan kompensasi finansial bagi mereka yang berada di industri yang terpaksa menutup bisnis mereka dalam masa tenggang tiga tahun.

"Saatnya sekarang untuk mengakhiri kontroversi seputar makan daging anjing," kata anggota partai, seraya menambahkan ada dukungan luas dari partai oposisi, yang saat ini menguasai parlemen, dan dari masyarakat, dikutip Reuters, Kamis (30/11/2023).

Lebih dari 6 juta rumah tangga di Korea Selatan sekarang memiliki anjing sebagai hewan peliharaan di negara berpenduduk sekitar 51 juta orang, dan Yoon dan istrinya Kim Keon-hee adalah pemilik enam anjing, termasuk seekor anjing pensiunan pemandu dan seekor anjing penyelamat.

Jajak pendapat Gallup Korea tahun lalu menunjukkan bahwa hampir dua pertiga responden menentang makan daging anjing, dan hanya 8 persen yang mengatakan mereka pernah makan daging anjing dalam satu tahun terakhir, turun dari 27 persen pada tahun 2015.

Ju Yeong-bong, yang mewakili kelompok industri dan memimpin demonstrasi pada hari Kamis, mengatakan politisi tidak punya hak untuk menutup industri atau memutuskan apa yang orang pilih untuk dimakan.

“Kami tidak setuju dengan gagasan bahwa ini adalah tindakan barbar, karena semua negara yang memiliki tradisi peternakan pernah memakan anjing dan masih ada negara yang melakukan hal tersebut,” katanya.

"Para peternak sama sekali tidak dilibatkan dalam pembahasan RUU tersebut dan kompensasi finansial yang diusulkan sama sekali tidak memadai mengingat mereka akan kehilangan mata pencaharian," sambungnya.

Para peternak bentrok dengan polisi yang jumlahnya lebih banyak dan memasang barikade untuk menghentikan mereka menyeberang jalan guna mendekati kantor kepresidenan. Tiga pengunjuk rasa termasuk Ju ditahan oleh polisi dalam suasana kacau, kata penyelenggara.

Meskipun praktik memakan daging anjing semakin menurun popularitasnya, para peternak dan pemilik restoran yang menyajikan daging tersebut telah berjuang untuk menjaga agar daging tersebut tetap legal.

Para peternak menuduh Ibu Negara Kim, seorang kritikus vokal terhadap konsumsi daging anjing, melakukan apa yang mereka sebut sebagai tekanan yang tidak pantas terhadap pemerintah dan partai berkuasa untuk menerapkan larangan tersebut.

“Ibu negara telah berbicara mengenai masalah ini dengan penuh minat, dan baik di dalam maupun luar negeri terdapat dukungan dan konsensus, serta dari partai oposisi,” kata kantor kepresidenan.

Rekomendasi