ERA.id - Singapura memutuskan untuk menangguhkan impor unggas mentah dan produk unggas dari beberapa wilayah di negara-negara yang terkena dampak wabah flu burung H5N1. Penangguhan ini berlaku untuk Jepang, Kanada, Prancis, hingga Amerika Serikat.
Dalam surat edaran kepada pedagang daging dan telur tertanggal 8 Desember, Badan Pangan Singapura (SFA) mengatakan pembatasan sementara ini diberlakukan mengingat adanya penyakit flu burung yang sangat patogen, yang biasa disebut flu burung.
“Produk unggas yang diberi perlakuan panas dan mematuhi pedoman Organisasi Kesehatan Hewan Dunia untuk inaktivasi virus AI tidak akan dikenakan pembatasan,” demikian bunyi surat edaran untuk impor Jepang, dikutip CNA, Minggu (10/12/2023).
Pembatasan impor ini berlaku bagi tempat-tempat yang mencakup empat prefektur di Jepang yaitu Saga, Ibaraki, Saitama, dan Kagoshima, serta beberapa wilayah di Amerika Serikat, Kanada, Prancis, Belgia, dan Jerman.
Dalam pernyataan itu disebutkan unggas yang diberi perlakuan panas mengacu pada produk seperti makanan olahan juga turut menjadi perhatian.
Flu burung, yang menyebabkan pemusnahan ratusan juta burung dalam beberapa tahun terakhir, biasanya menyerang Eropa pada musim gugur dan musim dingin.
Baru-baru ini juga terdeteksi di peternakan di Kamboja, Jepang dan Korea Selatan. Media Jepang NHK melaporkan pada bulan November bahwa pemerintah daerah di prefektur Saga akan memusnahkan sekitar 40.000 burung di peternakan yang terkena dampak.
Berdasarkan data SFA tahun 2022, Singapura menyetujui 30 negara sebagai sumber unggas yang meliputi ayam, bebek, kalkun, angsa, dan burung puyuh.
Brasil, Malaysia, dan Amerika Serikat merupakan sumber utama ayam bagi Singapura.
SFA mengatakan dalam pernyataan media awal tahun ini bahwa sebagai bagian dari akreditasi, mereka menilai negara-negara tersebut untuk memastikan bahwa mereka memiliki langkah-langkah untuk memastikan bahwa unggas, produk unggas, dan telur yang diekspor bebas dari penyakit flu burung dengan patogenisitas tinggi (HPAI).
“Selain itu, SFA memantau wabah HPAI di seluruh dunia dan mengambil tindakan untuk menangguhkan sumber yang memiliki wabah HPAI,” badan tersebut menambahkan dalam pernyataannya pada bulan Februari mengenai wabah flu burung global.
“Kami menangguhkan impor dari daerah yang terkena HPAI atau hanya mengizinkan produk yang telah diberi perlakuan panas untuk menonaktifkan virus HPAI," sambungnya.
SFA mengatakan peternakan unggas dan rumah potong hewan di Singapura juga harus memiliki langkah-langkah biosekuriti seperti mencegah kontak burung liar dengan kawanan unggas mereka.
“SFA memeriksa peternakan unggas lokal dan rumah potong hewan, serta menguji unggas hidup dan unggas impor di peternakan lokal untuk mengetahui adanya flu burung,” kata badan tersebut di situs webnya.
Ketua Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan risiko penularan ke manusia rendah. Namun sebagai tindakan pencegahan, masyarakat diimbau untuk tidak menyentuh hewan liar yang mati atau sakit.
Untuk meminimalkan risiko tertular flu burung, SFA mengatakan konsumen sebaiknya memasak unggas hingga matang. Mereka harus mencuci tangan dengan sabun setelah menangani produk unggas mentah.
Badan tersebut menambahkan bahwa masyarakat juga harus menghindari kontak dengan burung liar dan unggas hidup saat berada di luar negeri.