ERA.id - Bangladesh melangsungkan pemungutan suara pada Minggu (7/1/2024) dalam pemilihan umum (pemilu) yang dijamin akan memberikan masa jabatan kelima kepada Perdana Menteri Sheikh Hasina, setelah boikot yang dipimpin oleh partai oposisi yang dicapnya sebagai "organisasi teroris".
Hasina telah memimpin pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat di negara yang pernah dilanda kemiskinan parah itu, tetapi pemerintahannya dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang merajalela dan tindakan keras oposisi yang kejam.
Sebelumnya, Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) menyerukan pemogokan umum pada akhir pekan dan mendesak masyarakat untuk tidak berpartisipasi dalam apa yang mereka sebut sebagai pemilu “palsu”.
Sebaliknya, Hasina menyerukan agar masyarakat memberikan suara mereka dan menunjukkan kepercayaan mereka pada proses demokrasi.
“BNP adalah organisasi teroris,” katanya kepada wartawan yang menunggu setelah memberikan suaranya di Dhaka City College dikutip dari CNA.
“Saya berusaha sebaik mungkin untuk memastikan demokrasi terus berlanjut di negara ini,” tambahnya.
PM Bangladesh Hasina akan memperpanjang masa jabatannya karena oposisi utama memboikot pemilu.
Tanda-tanda awal menunjukkan bahwa jumlah pemilih yang berpartisipasi akan rendah, meskipun terdapat banyak laporan mengenai insentif yang bertujuan untuk memperkuat legitimasi pemilu.
Dua jam setelah pemungutan suara dimulai, hanya 111 orang yang telah memberikan suara dari hampir 4.200 orang yang terdaftar di salah satu TPS di barat Dhaka, kata ketua umum Prashun Goswami kepada AFP.
Beberapa pemilih sebelumnya mengatakan bahwa mereka diancam dengan penyitaan kartu tunjangan pemerintah yang diperlukan untuk mengakses pembayaran kesejahteraan jika mereka menolak memberikan suara untuk Liga Awami yang berkuasa.
BNP dan partai-partai lain melancarkan protes selama berbulan-bulan pada tahun lalu, menuntut Hasina mundur sebelum pemungutan suara.
Sekitar 25.000 kader oposisi, termasuk seluruh pimpinan lokal BNP, ditangkap atas tuduhan kekerasan yang dilakukan, kata partai tersebut. Pemerintah menyebutkan angkanya 11.000.
Protes-protes kecil dan tersebar terus berlanjut pada hari-hari menjelang pemilu. Komisi pemilu mengatakan hampir 700 ribu petugas polisi dan tentara cadangan telah dikerahkan untuk menjaga ketertiban selama pemungutan suara bersama dengan hampir 100 ribu anggota angkatan bersenjata.
Pemungutan suara akan tetap dibuka hingga pukul 17.00 waktu setempat, dengan hasil diperkirakan setelah tengah malam.