ERA.id - Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Sabtu (13/2024) bahwa pemerintahannya secara pribadi telah mengirim pesan ke Iran mengenai serangan gerakan pemberontak Yaman Ansar Allah, juga dikenal sebagai Houthi, di Laut Merah.
"Saya sudah menyampaikannya, kami telah menyampaikannya secara pribadi, dan kami yakin kami telah mempersiapkannya dengan baik," kata Biden kepada wartawan ketika ditanya apakah dia mempunyai pesan untuk pemerintah Iran di tengah aktivitas Houthi di wilayah tersebut, dikutip dari Sputnik.
Pada November 2023, Houthi mengumumkan niat mereka untuk menyerang kapal mana pun yang terkait dengan Israel, dan mendesak negara-negara lain untuk menarik awak mereka dari kapal tersebut. Kelompok Houthi bersumpah akan melanjutkan serangan mereka sampai Israel mengakhiri aksi militernya di Jalur Gaza.
Pada tanggal 19 Desember, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan pembentukan operasi multinasional terdiri dari Inggris, Bahrain, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, Seychelles, dan Spanyol untuk mengamankan Laut Merah.
Sementara itu, Houthi berjanji akan menyerang kapal mana pun yang bergabung dengan koalisi maritim pimpinan AS.
Pada Jumat (12/1/2024) dini hari, militer AS dan Inggris melancarkan 23 serangan udara terhadap sasaran di empat provinsi di berbagai wilayah Yaman, termasuk ibu kota Sanaa dan kota Al Hudaydah, Taizz, dan Sadah, kata sumber pemerintah setempat kepada Sputnik.
Pada hari yang sama, Pusat Angkatan Udara AS mengatakan bahwa serangan AS terhadap Houthi di Yaman telah mencapai lebih dari 60 sasaran di 16 lokasi berbeda.
Juru bicara militer Houthi Yahya Saria kemudian mengatakan bahwa AS dan Inggris telah melakukan 73 serangan terhadap sasaran Houthi di Yaman, menewaskan lima pejuang dan melukai enam lainnya.
Seorang anggota dewan politik tinggi Houthi, Mohammed Ali al-Houthi, menggambarkan serangan Barat sebagai "terorisme biadab" dan "agresi yang disengaja dan tidak dapat dibenarkan".